Download GRATIS PDF dan 3 Video Kaya dari Properti TANPA MODAL

Tuesday, November 25, 2008

BANGUNKAN RAKSASA DI DALAM DIRI ANDA

"Jangan lihat penampilan...", begitu nasehat yang sering hinggap di
pendengaran kita.
Memang betul, sebaiknya kita tidak menilai sesuatu itu hanya dari
penampilannya saja.
Luarnya bagus, tidak menjadi jaminan kalau dalamnya pun bagus.
Kita sering terkecoh oleh penampilan yang jelek, sehingga serta-merta
kita berkesimpulan kalau dalamnya pasti jelek juga.
Saya yakin, Anda semua pasti pernah punya pengalaman seperti itu.
Jadi saya rasa saya tidak perlu lagi berpanjang-lebar soal ini, karena
artikel kali ini toh sudah lumayan panjang.
Dan lagi, nanti cerita saya malah menyaingi tulisan utama Bo
Sanchez...jadi monggo...monggo...silahkan disimak baik-baik tulisan Bo
berikut ini...

Gbu all!

in Christ,
Jessica (milis Bo Sanchez "google groups"
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

BANGUNKAN RAKSASA DI DALAM DIRI ANDA

Takaran Anda Yang Sebenarnya Diukur Dari
Keberanian, Kearifan, dan Cinta Anda.


Bahkan sebagai bayi gajah sekalipun, Bulig sangat besar.
Ketika Bulig bertumbuh dewasa, ia lebih tinggi dan lebih besar dari
semua teman-teman sepermainannya.
Tidak perlu waktu lama hingga gajah lain merasa takut padanya. Dan
Bulig mengetahui hal ini. Karena itu ia menggunakan ukurannya untuk
menakuti yang lain untuk melakukan apa yang ia ingin mereka lakukan.
Ia akan mendengus dan menggeram sambil berkata, “Aku akan remukkan
kamu!” Itu merupakan salam yang biasa ia katakan pada siapapun yang
ia jumpai di jalan.
Kenyataannya, jika gajah-gajah lain merasa takut pada Bulig, binatang-
binatang kecil lainnya juga demikian. Para monyet, kijang, harimau,
dan bahkan singa pun terkagum-kagum terhadap binatang yang sangat
besar itu.
Para gajah memberinya sebuah rumah istimewa di puncak sebuah bukit
kecil. Dan tahta Bulig adalah sebuah ranjang berukuran raksasa. Di
situlah ia berbaring dan memerintah seluruh hutan.
Setiap pagi, para gajah akan memberinya sekeranjang pisang. Dan para
monyet akan memberinya sekeranjang apel. Dan kijang akan memberinya
sekeranjang kacang. Hal ini terjadi setiap hari.
Karena itu Bulig bertumbuh semakin besar. Dan semakin ia bertumbuh,
semakin takutlah binatang-binatang terhadapnya.
Ia sekarang menjadi sesosok dewa bagi seluruh binatang di sana.
Sekelompok burung undan bergantian mengipasinya.
Sekelompok burung parkit bernyanyi baginya setiap pagi.
Sekelompok kera berakrobat sebagai hiburan malam baginya.
Untuk waktu yang sangat lama, Bulig jarang meninggalkan rumahnya.
Sebenarnya, selama bertahun-tahun, ia bahkan tidak pernah berdiri
dari ranjang raksasanya.
Yang ia lakukan hanyalah mendengus dan menggeram sesekali waktu, “Aku
akan remukkan kamu!” Dan setiap kali ia mengatakan itu, semua
binatang akan sangat ketakutan.
Karena ia tidak banyak bergerak, ia menjadi segemuk seperti sepuluh
gajah yang dijadikan satu!
Sekarang, bahkan binatang-binatang lain dari hutan-hutan lain pun
datang berkunjung untuk melihat dengan mata kepala sendiri kalau
Legenda Gajah Raksasa itu benar adanya. Dan mereka semua akan berdiri
ketakutan melihat makhluk yang sangat besar itu.
Salah satu binatang itu adalah seekor kura-kura kecil bernama Pokito.
Pokita mendengar tentang gajah ini dan ingin melihatnya.
Sebagai seekor kura-kura muda dan senang bermain, ia berpikir akan
luar biasa sekali jika dapat berteman dengan gajah raksasa itu.
Maka suatu hari, ia menghampiri Bulig yang tampak seperti sebuah
gunung dibanding dirinya. Tapi Pokito tidak takut.
Ia berkata, “Hi Bulig besar! Bolehkah aku menjadi temanmu?”
Semua binatang di sekitar Bulig menahan nafas dengan tegang. Siapa
yang berani berbicara seperti itu pada Bulig? Apakah ia sadar apa
yang sedang dikatakannya? Kura-kura malang!
Bulig merasa terhina karena seekor makhluk kecil itu tidak
menyembahnya sebagai dewa. Maka ia mendengus dan menggeram seperti
biasanya dan berkata, “Aku akan remukkan kamu!”
Namun Pokito adalah seekor kura-kura bijak. Ia melihat ada kelemahan
besar di balik ukuran tubuh Bulig. Ia kasihan padanya. Karena itu ia
hanya berkata, “Bulig, aku hanya ingin menjadi temanmu. Jika engkau
tidak mau, tidak apa-apa. Aku akan tetap gembira…”
Ketika ia membalikkan badan, Bulig bahkan menjadi lebih marah dan
mendengus dan menggeram lagi dan berkata dengan suara yang lebih
keras, “AKU AKAN REMUKKAN KAMU!”
Semua binatang lari terbirit-birit ke belakang semak-semak, batu-
batu, dan pohon-pohon. Ini adalah pertama kalinya mereka mendengar
Bulig marah sedemikian rupa.
Pokito membalikkan badan menghadap raksasa itu lagi dan berkata
dengan tenang, “Bulig, aku tidak akan melakukan itu kalau aku jadi
dirimu. Engkau akan menyakiti dirimu sendiri…”
Wajah Bulig merah padam seperti sebuah mobil pemadam kebakaran.
Ia berdiri. Atau paling tidak ia berusaha.
Ingat, sudah bertahun-tahun sejak ia terakhir kali berdiri!
“Ummph… Ummmph…. Ummmmmmmmmph!” Berkali-kali Bulig mencoba namun ia
tak dapat berdiri!
“Bulig, jangan lakukan itu…,” kata Pokito.
Semua binatang keluar dari persembunyian mereka. Mereka sangat
terkejut melihat dewa mereka mengalami kesulitan untuk berdiri!
Akhirnya, kaki Bulig tertekuk dan ia jatuh ke tanah. Whaaam!
Sekarang Bulig kesakitan, tapi penghinaan yang dialaminya jauh lebih
besar dari sakit fisik yang ia alami saat itu.
Pertama, seekor monyet kecil mulai mengejek.
Tak lama, monyet-monyet lain melakukan hal yang sama.
Dan setelah beberapa saat, semua binatang mulai mempermalukan Bulig.
Mereka mencemooh dan memberinya julukan. “Makhluk lemah!”, “Si
gendut!”, dan “Gudang lemak!”
Tiba-tiba Pokito berteriak, “Hentikaaaaaaaaaaan!”
Semuanya berdiam diri di hadapan kura-kura pemberani ini.
“Selama bertahun-tahun, kalian menyembah Bulig sebagai dewa,” kata
Pokito, “tapi sekarang, kalian menghinanya seperti musuh. Mengapa
kalian lakukan itu? Bulig hanyalah salah satu dari kita, sama seperti
binatang lainnya.”
Pokito berjalan mendekati Bulig yang tertunduk dan dipenuhi rasa malu
serta berkata, “Apakah engkau butuh bantuan untuk berdiri?” Dengan
perlahan, Bulig menganggukan kepalanya.
Kura-kura itu berbalik ke gajah-gajah lain, “Bantu temanmu berdiri.”
Gajah-gajah lain takjub dengan kearifan kura-kura kecil ini. Mereka
semua berdiri di samping raksasa itu, dan bersama-sama, mengangkatnya.
Dengan upaya yang keras, gajah raksasa itu berdiri.
Dengan lututnya yang masih gemetar, Bulig tersenyum kepada kura-kura
itu dan berkata perlahan, “Terima kasih. Engkaulah raksasa
sesungguhnya.”
Pokito tersenyum. “Terima kasih.”
Bulig bertanya, “Maukah engkau menjadi temanku?”
Kura-kura itu berkata, “Dengan satu syarat. Engkau harus jogging
bersamaku setiap pagi.” Ia berkedip.
Dan semua binatang tertawa serentak.


7 PELAJARAN TENTANG HIDUP

Saya menulis cerita pendek ini untuk Mustard, sebuah majalah anak-
anak.
Tapi pelajaran yang luar biasa dalam cerita itu tidak hanya untuk
anak-anak.
Sebenarnya, saya percaya orang-orang dewasa lebih perlu mendengarkan
ini daripada anak-anak!
Berikut adalah 7 pelajaran tentang mengubah hidup dari cerita
tersebut:

Pelajaran #1: Jangan mencari penyembah-penyembah;tetapi carilah
sahabat-sahabat sejati.

Tidak semua teman diciptakan sama. Beberapa teman hanyalah
penggemar. Mereka mengagumi Anda. Mereka menyanjung Anda. Mereka
takut terhadap Anda. Mereka mengambil keuntungan dari Anda. Namun
ketika Anda membutuhkan mereka, mereka tidak ada. Pilihlah sahabat
sejati daripada penggemar. Ketika Anda mengalami kesulitan, mereka
akan tetap berada di sisi Anda.


Pelajaran #2: Cara terbaik untuk mencari seorang sahabat sejati adalah
menjadi seorang sahabat sejati.

Apakah Anda seorang sahabat sejati? Apakah Anda memberikan perhatian
kepada orang lain? Apakah Anda menunjukkan kasih Anda terhadap mereka
dengan cara yang tidak biasa? Investasi terbaik yang akan pernah Anda
lakukan adalah dalam relasi Anda. Di situlah harta Anda berada.


Pelajaran #3: Penggertak itu lemah. Hindari atau tentanglah, namun
jangan pernah takut terhadap penggertak.

Apakah Anda punya penggertak dalam hidup Anda? Anda akan selalu
berhadapan dengan para penggertak. Mereka mengintimidasi orang.
Mereka ingin Anda merasa takut terhadap mereka. Mereka memanipulasi
Anda untuk mengikuti mereka. Tergantung situasi, Anda dapat
menghindari atau menentang mereka. Namun jangan pernah takut terhadap
mereka. Karena semua penggertak adalah palsu. Dengan paksaan, mereka
menutupi kelemahan yang ada di dalam diri mereka. Tapi jauh di dalam,
seorang penggertak adalah seorang anak rapuh yang memiliki banyak
ketakutan.


Pelajaran #4: Ketika seseorang tidak suka menjadi temanmu, biarkan
saja dan tetaplah bersukacita.
Hidup terlalu indah untuk disesali hanya karena penolakan seseorang.

‘Orang yang selalu ingin menyenangkan orang lain’ ingin menyenangkan
setiap orang. Dan ketika seseorang menolak mereka, mereka akan
tewas. Karena mereka memerlukan perasaan dibutuhkan. Ketika
seseorang menolak mereka, mereka sangat terluka – dan membawa luka ini
ke manapun mereka pergi dan membiarkan luka ini berdampak bagi hidup
mereka selamanya. Apa yang dilakukan seorang yang dewasa ketika
mereka mengalami penolakan? Mereka juga terluka sama seperti orang
lain namun mereka tidak membawa luka itu terus-menerus. Mereka
mengebaskan debu di kaki mereka dan terus maju. Mereka mencintai diri
mereka. Mereka mencintai hidup.


Pelajaran #5: Ketika seseorang marah terhadap Anda dengan cara yang
tidak adil, kasihanilah orang itu.
Ia akan menyakiti dirinya sendiri.

Jangan mengasihani diri sendiri ketika Anda menerima kemarahan yang
tidak adil. Ingatlah bahwa kemarahan yang tidak adil itu
menghancurkan orang yang marah, bukan Anda. Kasihanilah orang itu.


Pelajaran #6: Selalu bersikap baik dan ramah kepada setiap orang –
entah dia itu seorang raja atau seorang pengemis.

Setiap manusia yang Anda temui dalam hidup adalah anak-anak Tuhan.
Entah ia duduk di atas tahta atau terbaring di lumpur, tak ada
bedanya. Orang tersebut adalah keluarga Anda.


Pelajaran #7: Takaran Anda yang sesungguhnya diukur dari keberanian,
kearifan, dan cinta Anda.

Apakah Anda seorang yang besar? Ukurlah keberanian dan kearifan
Anda. Dengan cara Anda mengasihi, Anda bisa tahu apakah Anda sudah
dewasa dalam hidup atau tidak.



Semoga impian Anda menjadi kenyataan,
Bo Sanchez

MOTIVATOR

Sumber :"Milis Bo Sanchez" Google Groups.
www.bahasakasih.com