Download GRATIS PDF dan 3 Video Kaya dari Properti TANPA MODAL

Tuesday, June 28, 2011

APAKAH ANDA MENIKMATI BERKAT TUHAN?

Shalom,

Sudah cukup lama saya tidak memposting terjemahan tulisan Bo Sanchez
yang selalu memberkati kita semua. Hal ini dikarenakan saya mengejar
deadline untuk menerbitkan buku terbaru Bo Sanchez dimana dia
berbicara tentang topik yang biasanya dihindari oleh banyak orang.
(Nantikan info lebih lanjut untuk buku terbarunya ini!)

Tulisan kali ini masih merupakan kelanjutan dari tulisan sebelumnya.
Dan lewat tulisannya ini Bo mengajak kita untuk belajar apa yang
namanya "bersyukur".

Seringkali karena segala sesuatu sudah berjalan rutin, kita jadi tidak
lagi menyadari kalau hal tersebut pada dasarnya tetap merupakan sebuah
berkat dari Tuhan. Karena sudah biasa, kita tidak lagi memandang
sebelah mata akan hal tersebut. Dan pada akhirnya, kita lupa mengapa
kita bisa tetap merasakan dan menikmati hal tersebut.

So...semoga tulisan berikut akan menyadarkan kita betapa banyaknya
berkat yang kita terima setiap hari dalam hidup kita...sekalipun
berkat itu terlihat sangat biasa dan tidak lagi istimewa.

God bless.

in Christ,
Jessica

----------------

APAKAH ANDA MENIKMATI
BERKAT TUHAN?


Suatu hari, saya menjemput seorang teman wanita di bandara.

Ia bukan orang Filipina.

Dan untuk memberinya kesan akan kebudayaan Filipina yang sesungguhnya,
saya membawanya ke sebuah resto All-You-Can-Eat Buffet (makan
sepuasnya). (Biar bagaimanapun, kami adalah ras yang makan enam kali
sehari.)

Tapi ketika kami tiba di sana, saya sangat terkejut, teman saya
termasuk salah satu makhluk aneh di dunia yang tidak menyukai makanan.

Jadi di sanalah kami, dikelilingi oleh makanan yang berlimpah – dari
sup, dan salad dan steak dan sashimi dan sushi – dan dia hampir tidak
mengambil apapun di piringnya. Yang dia lakukan hanya menggigit
sepotong roti!

Saya bertanya padanya, “Ah, mengapa kamu tidak makan?”

Saya tidak percaya pada apa yang ia katakan pada saya. Ia mengatakan,
“Bo, saya alergi makanan.”

“Oh, seperti udang dan kepiting?” tanya saya.

Dia berkata, “Saya alergi makanan secara umum.”

Dalam hati, saya hampir yakin ia menderita anorexia.

Tapi saya akan gunakan cerita ini untuk menyampaikan pesan saya pada
Anda.

Saya percaya hidup itu seperti All-You-Can-Eat Buffet. Tuhan telah
menempatkan kita di tengah-tengah Buffet Berkat. Tapi sekarang saya
menyadari bahwa ada orang-orang yang alergi terhadap berkat Tuhan.

Mereka tidak dapat menikmati berkat Tuhan.

Dan saya percaya “alergi berkat” ini berasal dari dua kepercayaan yang
salah…


1. “Saya Tidak Pantas Untuk Diberkati”

Jeremy adalah seorang yang pintar.

Mempunyai talenta dan potensi dalam banyak hal.

Tapi apapun yang ia lakukan, ia tidak dapat bertahan pada satu
pekerjaan tetap.

Kelihatannya itu seperti sebuah pola yang tidak dapat ia hindari.
Awalnya, ia bekerja sangat baik dalam pekerjaannya. Tapi pada bulan
keenam atau ketujuh atau kedelapan, ketika bosnya mengetahui
kepintarannya, dan ia di ambang kenaikan jabatan, ia bertengkar dengan
seseorang. Entah itu atasannya, atau rekan kerjanya, atau seorang
pelanggan. Dan ia mengundurkan diri.

Maka ia mulai mencari pekerjaan lain. Dan pola itu terjadi lagi.

Itu benar. Hal itu terjadi seolah Jeremy alergi dengan kesuksesan.

Suatu hari, saya bicara kepada Jeremy.

Dalam beberapa menit, saya mengenali penyebab dari polanya yang
merusak. Sejak usia mudanya, Jeremy percaya ia adalah seorang anak
yang nakal. Sepanjang hidupnya, ayahnya memanggilnya anak nakal.
Selama bertahun-tahun, tidak peduli apapun yang ia lakukan, ayahnya
selalu mengatakan, “Jeremy, kamu nakal!” Ini terekam dalam alam bawah
sadarnya. Lagu kesukaannya adalah lagu Michael Jackson, “I’m bad”.

Dan dalam pikirannya, anak nakal tidak pernah diberkati!

Jadi ketika berkat datang mendekatinya, sesuatu dalam dirinya
menolaknya. Ia melakukan sesuatu untuk menyabotase berkat tersebut.
Ia akan terlibat dalam pertengkaran. Ia akan mengacaukan segalanya.
Hanya agar ia tidak diberkati.

Ia alergi terhadap berkat. Ia menolak kesuksesan. Karena dalam
hatinya, ia merasa ia tidak pantas untuk menerimanya.

Saya mengatakan pada Jeremy, “Ayahmu salah. Kamu tidak nakal. Kamu
mungkin telah melakukan hal-hal yang buruk, tapi Tuhan menjadikan
dirimu orang yang baik. Dan inilah berita baiknya. Sekalipun jika
kamu melakukan hal buruk, Alkitab mengatakan, ‘…Bapamu yang di sorga,
yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik
dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak
benar.’” (Matius 5:44-45)

Saya menceritakan padanya kisah saya sendiri. “Saya mengalami
kecanduan terhadap pornografi. Saya terikat pada nafsu selama
bertahun-tahun. Keterikatan seksual saya memegang kendali atas hidup
saya. sesungguhnya, selama berabad-abad! Tapi inilah saya, mengalami
pengampunan dan berkat Tuhan.” (Jika Anda tidak tahu tentang bagian
hidup saya yang ini, bacalah buku saya, Your Past Does Not Define Your
Future.)

Kepercayaan kedua sangat bertolak belakang…


2. “Saya Terlalu Baik Untuk Diberkati”

Mari saya ceritakan kisah tentang Hilda.

Hilda menjalani kehidupan yang penuh penderitaan.

Pertama-tama, ia sangat sakit. Ada sesuatu yang salah dengan thyroid-
nya (kelenjar gondok), ginjalnya, penglihatannya, perutnya, rahimnya…

Kedua, ia sangat miskin seperti seekor tikus. Ia tidak punya sumber
penghasilan. Dan setiap hari, ia harus meminta uang dari orang lain
agar ia bisa makan.

Saya merasa kasihan padanya.

Suatu hari, ketika saya berbicara dengannya, ia memberitahu saya
sesuatu yang mengganggu saya. Ia mengatakan, “Tapi Bo, hidup yang
menderita ini menyenangkan Tuhan. Bukankah kehidupan Kristiani hidup
yang menderita?”

Ya. Tapi bukan menderita demi penderitaan itu sendiri. Seharusnya
menderita demi cinta.

Di saat saya berbicara dengan Hilda, saya seakan merasa bahwa ia juga
alergi terhadap berkat. Bukan karena ia buruk. Tapi karena ia baik.
Dalam pikirannya, ia percaya bahwa orang baik tidak seharusnya
menikmati hidup. Orang jahat, ya, tapi tidak demikian dengan orang
baik.

Saya merasa sedih untuknya.

Karena beberapa pemikiran rohani yang salah, beberapa orang berpikir
bahwa orang baik tidak punya hak untuk menikmati hidup dan bersenang-
senang.

Tapi itu tidak benar.


JENIS PENDERITAAN YANG BENAR

Saya setuju dengan Hilda: Kehidupan Kristiani adalah hidup yang
menderita.

Tapi bukan menderita demi penderitaan.

Namun menderita demi cinta!

Minggu lalu, isteri saya pergi berbelanja. Dan karena kami sedang
liburan, ia meminta saya pergi dengannya. Bagi saya, berbelanja
termasuk dalam daftar “Kegiatan Yang Paling Tidak Saya Sukai Di
Dunia”, bersama dengan “mencabut akar gigi tanpa anestesi” dan “diikat
di sebuah pohon dan diserang oleh pasukan semut merah Afrika raksasa.”

Maka di sanalah saya, berjalan di belakangnya, membawakan tas
belanjanya. Terkadang, ia berbalik untuk menunjukkan pada saya dua
barang yang sama dan bertanya, “Mana yang harus saya beli?” Saya
katakan padanya, “Beli keduanya. Dan ayo pulang.” Tapi tentu saja,
ia tidak akan melakukannya. Ia akan terus melihat dan membandingkan
dan mencari selama dua jam lagi.

Apakah saya menderita? Ayo bertaruh.

Tapi sejujurnya, itu penderitaan yang manis, menyenangkan, dan penuh
kemuliaan. Penderitaan yang sebenarnya saya nikmati. Karena saya
bersama wanita impian saya, permata saya, puteri idaman saya.

Hal yang sama terjadi dengan anak-anak saya.

Anak laki-laki saya Francis tahu kapan ayahnya sangat sibuk. Ia bisa
merasakan ketika saya sedang menulis sebuah proyek besar dengan jadwal
yang sangat ketat. Ketika ia tahu saya sangat sibuk, ia datang
menghampiri saya dan bertanya, “Ayah, bisakah kau bermain denganku?”

Saya menutup komputer saya dan bermain dengannya.

Apakah saya menderita? Ayo bertaruh. Tapi kembali – itu adalah jenis
penderitaan yang saya sukai. Karena saya menyayangi Francis.

Cinta yang sesungguhnya hanya dapat dibukitikan dengan penderitaan.
Ini adalah penderitaan yang menyenangkan Tuhan. penderitaan yang
sebenarnya bukan penderitaan, karena itu dilakukan dengan sukacita.

Ralat kepercayaan Anda tentang kehidupan Kristiani.

Dan nikmati berkat Anda!


RALAT GAMBARAN ANDA TENTANG TUHAN

Beberapa orang berpikir kalau Tuhan senang kita menderita.

Ayat ini akan mengubah pikiran Anda…

Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-
anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik
kepada mereka yang meminta kepadaNya. (Matius 7:11)

Saya bukan seorang ayah yang sempurna.

Tapi anak-anak saya tidak perlu mengemis pada saya setiap pagi, “Ayah,
beri saya sarapan…”

Sekalipun jika mereka tidak meminta, saya memberi mereka saranpan.
Karena mereka membutuhkannya.

Bulan lalu, anak pertama saya merayakan ulang tahunnya yang ke-11.
Tapi hingga hari ini, anak saya tidak memiliki sebuah handphone.
Mengapa? Saya rasa ia tidak membutuhkannya. Dan ia tidak pernah
memintanya. (Mukjizat terjadi!) Maka saya pun tidak memberikannya.

Tapi ketika ia berusia 9 tahun, saya memberinya sebuah laptop.
Saya itu kalau itu agak terlalu dini. Tapi saya melihat bahwa ia
membutuhkannya.
Karena pada usia 7 tahun, ia sudah senang menulis. Sebenarnya, ia
sudah menulis secara rutin untuk sebuah majalah anak-anak.

Perhatikan bahwa anak saya tidak meminta sebuah laptop. Saya melihat
kalau ia membutuhkannya, maka saya memberikan itu padanya.


TUHAN MERESPON KEBUTUHAN ANDA
DENGAN CARA YANG SAMA

Saya ulangi. Saya bukan seorang ayah yang sempurna.

Tapi Tuhan Anda adalah seorang Bapa yang sempurna. Dan Ia merespon
kebutuhan Anda dengan cara yang sama.

Yang ingin saya sampaikan? Berharap Bapa memenuhi kebutuhan Anda.

Anda perlu mengatakan kepercayaan yang mendasar ini berulang-ulang:
“Tuhan senang memberikan hal-hal yang baik pada saya.”

Beberapa orang berpikir mereka perlu meyakinkan Tuhan untuk memberkati
mereka. Memohon padaNya. Memelintir tanganNya.

Percayalah, Anda tidak perlu melakukan semua itu.

Karena adalah keinginanNya untuk memberi Anda hal-hal yang baik.

Dua hari lalu, saya berada di bandara bersama anak-anak saya. Francis
yang berusia 5 tahun melihat sebuah taman bermain. Ia bertanya pada
saya, “Ayah, bolehkah saya bermain di sana? Ya, ya, ya?”

Saya tertawa. Saya mengatakan padanya, “Anakku, engkau tidak perlu
mengatakan, ‘ya, ya, ya’. Karena salah satu hal yang paling saya
sukai dalam hidup adalah melihatmu bermain di taman bermain.”

Itu benar. Saya senang melihat Francis memanjat tangga, meluncur
turun dengan tangannya terangkat ke atas, dan akhirnya berlari kembali
ke tangga berulang-ulang.

Saya senang melihat anak saya bersenang-senang!

Terkadang, saya meneteskan air mata hanya dengan melihatnya bermain.

Saya percaya Tuhan senang melihat Anda bersenang-senang juga. Ia
senang ketika Anda menikmati hidup.

Dan Anda tidak perlu meyakinkan Dia untuk memberkati Anda.


TINGKATKAN KAPASITAS ANDA UNTUK MENIKMATI HIDUP


Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan itu! (Mazmur 34:9)

Ya, Tuhan itu baik.

Tapi apakah Anda mengecap kebaikanNya?

Apakah Anda menikmatinya? Apakah Anda merasakannya? Apakah Anda
mengalaminya? Apakah Anda menyenanginya? Bersuka ria dan menari dan
menyanyikannya?

Tuhan tidak hanya baik pada Anda, Ia juga ingin Anda menikmati
kebaikanNya.
Setiap orang yang dikaruniai Allah kekayaan dan harta benda dan kuasa
untuk menikmatinya, untuk menerima bahagiannya, dan untuk bersukacita
dalam jerih payahnya – juga itu pun karunia Allah. (Pengkotbah 5:18)

Apakah Anda perhatikan? Kata-kata “bersukacita” dan “menikmati"
terjadi pada saat yang bersamaan.

Inilah pesan utama Tuhan bagi Anda hari ini: Semakin Anda bersyukur,
semakin Anda akan menikmati berkat Anda!

Dua tahun lalu, seseorang datang kepada saya, meminta doa.

Dengan kemarahan besar, orang ini berkata, “Tolong doakan saya, Bo.
Saya merasa sangat tidak nyaman. Hati saya begitu berat. Saya
seorang salesman. Saya mendapat 70 juta sebagai komisi…”

Saya menatap orang ini dengan cara yang lucu. Saya bertanya-tanya
pada diri sendiri, “apa yang buruk tentang hal itu?”

Seakan menjawab pertanyaan saya, orang ini berkata, “Seharusnya 100
juta! Tapi saya tidak mencapai target saya hanya karena kurang
sedikit saja. Karena masalah teknis itu, saya tidak mendapat 100
juta. Saya hanya mendapat 70 juta…”

Setelah berdoa bagi salesman itu, saya pergi ke belakang panggung.

Seorang teman sedang menunggu saya di sana.

Ketika saya melihatnya, ia tersenyum lebar. Ia berkata, “Bo, saya
begitu senang! Saya baru menerima kenaikan 600 ribu untuk gaji saya!”

Saya tertawa.

Mengapa seseorang mengeluh tentang 70 juta – dan seorang lainnya
bersuka karena 600 ribunya?

Hanya ada satu perbedaan di antara kedua orang ini: Sikap bersyukur!

Saya akan katakan sekali lagi: Semakin Anda bersyukur, semakin Anda
akan menikmati berkat Anda.

Sikap bersyukur Anda sebanding dengan sukacita Anda.

Semakin Anda bersyukur, semakin besar sukacita yang Anda rasakan.

Semakin kurang Anda bersyukur, semakin kecil sukacita yang Anda
rasakan.

Apakah Anda bersyukur?


PERINGATAN:
Ketika Anda Tidak Bersyukur Atas Berkat,
Anda Mungkin Akan Kehilangan Berkat

Seorang pria mendatangi saya, betul-betul miskin.

Ia sangat terbuka pada saya. Ia mengatakan, “Delapan tahun lalu, saya
punya sebuah affair. Saya berpisah dengan isteri saya yang sudah
bersama selama 16 tahun. Saya juga meninggalkan 3 anak saya. saya
memilih gadis yang lebih muda, lebih seksi. Pada saat itu, saya betul-
betul berpikir saya melakukan hal yang benar.”

Ia melanjutkan. “Belakangan ini, gadis yang lebih muda dan lebih
seksi itu mencari seorang pria yang lebih muda, lebih seksi.” Tiba-
tiba, ia merasakan obat pahitnya sendiri.

“Bo, saya menyesal atas apa yang saya lakukan. Delapan tahun lalu,
saya memiliki segalanya. Saya memiliki seorang isteri dan anak-anak.
Kami bahagia bersama. Saya tidak menghargai apa yang saya miliki.
Sekarang, saya telah kehilangan segalanya.”

Ini sangat umum: Kita tidak mengenali berkat yang kita miliki hingga
kita kehilangan berkat itu.


UNTUK MENIKMATI SEBUAH BERKAT,
ANDA PERLU TAHU ITU ADALAH BERKAT

Belajar untuk menikmati apa yang Anda miliki.

Apakah Anda memiliki seorang bayi di rumah? Ketika Anda mempunyai
popok kotor yang harus diganti, itu adalah berkat. Karena itu berarti
bayi Anda dapat pipis dan buang air. Percayalah, jika suatu hari,
bayi Anda tidak bisa buang air, Anda akan menangis tanpa henti, berdoa
sambil berlutut hingga bayi Anda bisa buang air.

Dan ketika anak-anak Anda berisik, itu adalah berkat. Kemarin, anak
saya merayakan ulang tahunnya di rumah dengan 583 anak. Sebenarnya,
hanya ada 5 anak. Tapi suara mereka seolah ada 583 anak. Dan jumlah
mainan yang berantakan di lantai, Anda akan berpikir itu adalah medan
pertempuran Armageddon. Grrrrr!

Saya ulangi: Ketika anak-anak Anda berisik, dan Anda merasa terganggu,
itu adalah berkat. Pertama-tama, itu berarti anak-anak Anda masih
berada di rumah. Suatu hari akan datang ketika anak-anak Anda menjadi
dewasa dan meninggalkan Anda. Dan satu hari, Anda akan tinggal dalam
sebuah rumah yang kosong dan sepi. Dan Anda akan berdoa agar
kebisingan itu kembali! Oh, nikmati kebisingan itu di saat masih
bisa.

Dan ketika Anda mempunyai setumpuk cucian yang bau di keranjang cucian
Anda, itu adalah berkat. Itu berarti Tuhan telah memberkati Anda
dengan pakaian-pakaian yang baik untuk dikenakan.

Ketika Anda punya piring kotor untuk dicuci di bak cuci piring Anda,
itu adalah berkat. Itu berarti Tuhan telah memberkati Anda dengan
makanan yang enak untuk dimakan, dan keluarga dan teman-teman untuk
makan bersama Anda.

Ketika Anda harus membayar pajak, itu adalah berkat. Itu berarti Anda
mempunyai penghasilan. Begitu banyak orang tidak punya uang.

Ketika Anda punya masalah dengan atasan Anda, itu adalah berkat. Itu
berarti Anda punya pekerjaan. Begitu banyak orang mencari kerja dan
tidak mendapatkannya.

Ingat, ada dua macam berkat…


DUA MACAM BERKAT

Tidak semua berkat diciptakan sama.

Beberapa berkat sifatnya sementara.

Beberapa berkat sifatnya kekal.

Pada Tahun 2009, teman saya – sepasang pasutri – kehilangan semua yang
mereka miliki ketika topan Ondoy memporak-porandakan rumah mereka.
Banjir bertambah tinggi dengan cepat, mereka tidak dapat menyelamatkan
apapun – tidak uang mereka, perhiasan mereka, tidak satupun dari
peralatan mereka, atau perabot, atau baju…

Namun mereka mampu menyelamatkan anak-anak mereka.

Ketika saya mengunjungi mereka, yang mereka miliki hanya pakaian yang
mereka kenakan. Tapi sang ayah mengatakan sesuatu pada saya yang
sangat menyentuh, saya tidak akan pernah lupa apa yang ia katakan.

“Bo, kami kehilangan segalanya,” jelasnya, “tapi hari ini, ketika kami
memeluk anak-anak kami, kami merasa seperti kami memiliki segalanya.”

Apa yang terjadi?

Teman saya menyadari perbedaan antara berkat kekal dan berkat
sementara.

Ya, orang-orang yang kita kasihi akan meninggal. Saya kehilangan ayah
saya tiga tahun lalu, tapi saya masih menyayanginya. Dan saya tahu
bahwa saya akan bertemu dengannya lagi. Karena kematian hanya
sementara dan Surga adalah kekal.

Inilah yang saya sadari: Ketika Anda menikmati berkat kekal Anda
(cinta, orang-orang, relasi), Anda akan mampu juga menikmati berkat
sementara Anda.

Mari saya jelaskan.

Karena saya senang berada bersama isteri saya, anak-anak saya, teman-
teman saya, saya melakukan 10 kali liburan kecil setiap tahun.

Jika saya tidak menikmati relasi saya, tidak peduli saya mengambil
liburan di Paris atau London atau Moskow atau Monaco – saya tetap
tidak akan menikmatinya.

Tapi jika saya menikmati relasi saya, kami bisa melakukan liburan di
Luneta Park (taman umum di Manila), dan saya akan menikmatinya!


NIKMATI BERKAT TERBESAR ANDA

Saya akan akhiri dengan satu cerita terakhir.

Suatu hari, seorang pria muda lulus dari perguruan tinggi.

Sebelum kelulusannya, ia mengatakan pada ayahnya (dengan banyak cara
tidak langsung) tentang mobil impiannya. Ia memberitahu ayahnya
jenisnya, modelnya, warnanya…

Sang ayah tidak pernah mengatakan padanya kalau ia akan memberikan
sebuah mobil sebagai hadiah kelulusannya – tapi puteranya
mengharapkannya. Ia tahu ayahnya kaya dan mampu membelinya.

Setelah perayaan kelulusan dan makan malam keluarga, sang ayah berkata
kepada anaknya, “Ayah sangat menyayangimu, nak. Ayah sangat bangga
padamu. Dan ayah menyiapkan sebuah hadiah yang sangat istimewa
untukmu.”

Hati si anak dipenuhi dengan harapan.

Sang ayah menuntun anaknya ke kamar tidur utama. Kemudian ia
menyerahkan padanya sebuah kotak kecil.

Anaknya sangat kecewa. Tapi karena penasaran, ia membuka kotak itu.
Ketika ia mengangkat tutupnya, ia melihat sebuah Alkitab kulit di
dalamnya dengan namanya tersulam di sampulnya.

Anaknya menggelengkan kepalanya dan menjadi sangat marah. Ia
berteriak, “Dengan semua uangmu, inikah yang bisa kamu berikan
padaku?”

Ia melempar hadiah itu di lantai dan berlari ke luar kamar. Ia
menyerbu ke luar rumah. Ia pergi dari kehidupan mereka.

Ia meninggalkan rumah dan bepergian jauh. Ia mencari pekerjaan di
kota lain. Orang tuanya berusaha menjangkaunya, tapi ia tidak pernah
menjawab telepon mereka.

Beberapa tahun kemudian, anak itu menerima kabar bahwa ayahnya telah
meninggal. Merasa bersalah, ia memutuskan untuk mengunjungi
keluarganya.

Setelah kembali ke rumah, hatinya dipenuhi kesedihan dan penyesalan.
Ia berjalan ke dalam kamar tidur ayahnya.

Dan ia melihat, pada meja di sisi tempat tidur, sebuah kotak yang ia
kenal. Ia membuka kotak itu dan melihat lagi Alkitab dengan namanya
tersulam di sampulnya.

Dengan linangan air mata, ia mengambilnya dan mulai membalik lembaran
demi lembaran halamannya.

Ketika ia melakukan itu, ia merasakan sesuatu yang menempel di bagian
belakang.

Ia membalik Alkitab tersebut. Dan di sana ia melihat, tertempel di
sampul belakang, sebuah kunci.

Sesungguhnya, ayahnya memberinya mobil impiannya. Tapi ia tidak
menikmati “hadiah sementara” ini karena ia tidak menikmati “hadiah
kekal” yang diberikan ayahnya – sebuah relasi dengan Tuhan.

Tuhan tidak hanya Pemberi Berkat.

Ia juga Berkat Terbesar yang akan pernah Anda terima.

Nikmati Dia!


Semoga impian Anda menjadi kenyataan,
Bo Sanchez


*) Sumber "Milis Bo Sanchez" dari Grup Google.