Download GRATIS PDF dan 3 Video Kaya dari Properti TANPA MODAL

Wednesday, October 7, 2009

What's The Best Investment In The World?

Di jaman sekarang ini banyak orang berpikir keras tentang investasi.
Orang berlomba-lomba untuk melakukan investasi yang menurutnya terbaik untuk dilakukan...
Tujuannya...tak lain "demi masa depan".

Well...tak salah untuk memikirkan masa depan.
Tapi sadarkah kita, bahwa "masa depan" kita bukanlah di dunia ini???
Untuk lebih jelasnya, tulisan Bo berikut akan mengajak kita untuk menyadari lebih jauh tentang "masa depan" kita...yang sebenarnya.

God bless.

in Christ,
Jessica

---------------------------------------------------------------------

APA INVESTASI TERBAIK DI DUNIA?


Ketika saya masih anak-anak, saya mengetahui bahwa ibu saya hidup pada masa perang. Dengan sangat girang, saya bertanya padanya, “Apakah ibu bertemu Magellan dan Lapu-lapu?”
Saya sangat kecewa ketika ia berkata, “Tidak, saya tidak berumur 450 tahun.” Maka saya bertanya, “Apakah ibu bertemu Jose Rizal dan Andres Bonifacio?”
Kemudian ia menjelaskan pada saya bahwa ia tidak hidup di jaman Perang Dunia I tapi Perang Dunia II.
Hari ini ia berusia 84 tahun dan saya bertumbuh dengan kisah-kisah perangnya.
Saya ingat kisahnya tentang Peso Jepang.
“Ketika Jepang datang, mereka mencetak uang mereka sendiri,” katanya. “Perlahan-lahan, kami semua terbiasa dengan mereka. Tapi setelah beberapa bulan, Peso Jepang mulai kehilangan nilainya. Tak lama kemudian, setiap orang menyebutnya uang Mickey Mouse. Itu menjadi uang mainan.”
“Mengapa?” saya bertanya.
“Karena isu bahwa orang Amerika akan kembali. Kamu tidak akan percaya, tapi ketika kami mendengar di radio bahwa pesawat-pesawat Amerika berdatangan, saya ingat bagaimana saya membawa sekantong uang Jepang untuk membeli sekantong makanan. Sebutir telur bebek seharga 75 Peso…”
Inilah sebuah foto uang Jepang pada permulaan perang…(lampiran - gambar#1).
Dua tahun kemudian, mereka harus mencetak lembaran 1000 Peso untuk mengatasi inflasi (lampiran - gambar#2).
Teman saya, Oma Coring, Pendiri Toko Buku National, juga hidup di jaman perang. Ia juga seorang wanita muda ketika pecah perang. Tapi tidak seperti ibu saya, ia memiliki naluri berbisnis.
Dengan uang Jepangnya, ia membeli barang-barang yang dapat disimpan hingga perang usai. Ketika awal perang, ia melihat apa yang akan terjadi. Maka ia menukar semua uang Jepangnya ke nilai uang lain – barang-barang dan persediaan.
Suatu hari, seorang pegawai Jepang berjalan ke toko kecilnya dan bertanya kalau-kalau ia mau segudang penuh whisky. Ia berkata, “Ya, saya akan membelinya,” entah dari mana ia akan mendapat uangnya. Ia mengumpulkan sebanyak mungkin peso Jepang yang dapat ia temukan dan membeli seluruh stok minuman itu. Ketika tentara-tentara Amerika datang, ia menjual setiap botol kepada orang Amerika yang membayarnya dengan Dollar Amerika.
Ibu tidak melakukan apapun. Ia menyimpan uang Jepangnya di dalam kantongnya. Ketika orang-orang Amerika datang, semua uang itu dibakar karena tidak ada lagi gunanya.
Tidak heran Oma Coring sekarang memiliki 157 cabang Toko Buku National di seantero negeri sementara ibu saya menjalankan sebuah toko buku kecil di rumahnya!
Mengapa saya menceritakan ini pada Anda?


Pertanyaan: Apakah Anda Bijak Dalam Berbisnis?

Ketika Anda meninggal, semua uang yang Anda miliki menjadi uang Mickey Mouse. Semua. Dollar, Euro, Yen, Yuan, Peso, Rupiah…
Anda tahu itu.
Tapi apakah Anda melakukan sesuatu terhadapnya?
Anda perlu menjadi bijak dalam berbisnis seperti Oma Coring.
Anda perlu mulai menukar kekayaan materi Anda menjadi kekayaan kekal. Bagaimana? Mulailah memberi dengan murah hati kepada Tuhan dan kepada kaum miskin.
Memberi kepada Tuhan tidak hanya hal-hal rohani. Tapi juga sesuatu yang merupakan hal-hal yang paling bijak dan praktis untuk dilakukan.
Saya tahu banyak pengusaha kaya yang tidak memberi kepada Tuhan atau kepada sesama. Maka kekayaan mereka akan berumur sangat pendek. Kekayaan mereka hanya bertahan selama hidup mereka di bumi.
Saya sangat mendorong Anda untuk menukar uang dunia Anda menjadi satu-satunya nilai yang akan diterima di Surga. Surga hanya mempunyai satu nilai: Cinta. Mencintai Tuhan dan sesama sungguh merupakan satu-satunya yang dapat Anda bawa bersama Anda ketika Anda meninggal.
Baca dengan seksama apa yang dikatakan Yesus. Anda akan terkejut:
Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. (Luk 6:19-21)
Wow. Anda percaya?
Sebenarnya adalah mungkin untuk menukar apa yang Anda miliki untuk rumah masa depan Anda. Sementara di planet bumi, Anda sebenarnya dapat menyimpan harta di Surga.
Itulah sebabnya saya percaya kemurahan hati adalah investasi paling bijak, paling baik, paling sempurna di dunia.


Bagaimana Neraca Anda?

Saya akan menanyakan satu pertanyaan yang sangat penting: Berapa banyak kekayaan duniawi Anda yang telah Anda gunakan untuk menciptakan kekayaan surgawi Anda?
Berapa banyak investasi yang telah Anda “hubungkan” dengan Surga?

Saat Anda menaruh uang Anda di bank, bank akan memberi Anda sebuah buku bank. Dalam buku itu, Anda akan melihat perjalanan simpanan Anda. Jika Surga memberikan Anda sebuah “buku bank”, berapa banyak simpanan yang sudah Anda lakukan selama ini?

Dengan kata lain, sudah berapa banyak Anda mencintai?

Sudah berapa banyak Anda melayani?

Sudah berapa banyak Anda menggunakan kekayaan materi Anda untuk memberikan cinta?




Tapi Biar Saya Perjelas:
Ini Soal Membangun Surga Di Planet Bumi!



Peringatan: Apa yang akan saya katakan berikut ini mungkin akan sulit dicerna.

Maka kunyahlah dulu. Ini pasti bukan susu bagi mereka yang baru memulai perjalanan rohani, tapi merupakan makanan padat bagi yang lebih dewasa.

Saya bertemu banyak orang Kristen yang tujuan hidupnya hanya untuk masuk ke Surga. Satu-satunya yang mereka pedulikan adalah jaminan sebuah visa Surga. Bagi mereka, inilah tentang keselamatan. Tak ada yang lain.

Teman, saya ingin Anda mengembangkan sikap tersebut.

Karena saya tidak percaya ini adalah inti kekristenan.

Berpikirlah bersama saya: Hari ini, ada 25.000 anak-anak yang meninggal setiap hari karena kemiskinan dan kelaparan – dan semua yang dapat kita pikirkan adalah Surga kita pribadi? Hari ini, ada banyak orang di sekeliling kita yang haus akan kasih Tuhan – dan semua yang dapat kita pikirkan adalah Surga kita pribadi?

Yesus tidak memanggil Anda menjadi muridNya hanya agar Anda dapat masuk Surga. Yesus memanggil Anda menjadi muridNya agar Anda dapat membawa Surga turun ke dunia, khususnya bagi mereka yang berada di “neraka” sekarang karena material, emosional, dan kemiskinan rohani mereka. Yesus memanggil Anda menjadi muridNya untuk mengasihi seperti Ia mengasihi. Yesus wafat di salib agar Anda juga dapat mati bagi orang lain.

Jadi apa yang saya maksudkan?

Setiap kali Anda bermurah hati karena cinta, Anda mengalihkan kekayaan Anda ke suatu Surga tertentu yang dimulai sekarang, persis di atas planet bumi ini. Dan ini bukan suatu Surga pribadi, tapi suatu Surga bagi orang lain.

Ada satu hal terakhir yang ingin saya sampaikan…




Di Antara Kelima Ini,
Yang Manakah Anda?



Jika bicara soal mengatur uang, ada lima macam orang di dunia ini. Yang manakah Anda?



#1: Gloria Gastadora:

Gloria Gastadora hidup dari 100% penghasilannya. Terkadang, jika ia meminjam uang, ia hidup dari 120% penghasilannya. Ia tidak pernah absen dari Midnight Sales. Kartu kreditnya lusuh karena terlalu banyak dipakai. Sekalipun jika ia ingin memberi pada Tuhan atau melakukan investasi di masa depannya, ia tidak dapat. Kenyataannya, setelah semua dibelanjakan, ia tidak mempunyai apa-apa untuk diberikan pada Tuhan kecuali uang recehnya. Di Gereja, Gloria Gastadora bukanlah seorang pemberi perpuluhan, melainkan seorang pemberi tip.



#2: Kunat Kuripot:

Kunat adalah seorang pria yang hemat dan kuatir. Ia hidup dari 80% penghasilannya, karena ia menabung 20% atau lebih untuk masa depannya. Ia hidup dalam kekuatiran. Ia merasa aman hanya ketika ia tahu ia mempunyai banyak uang di bank. Kelihatannya aman, tapi ia tidak tahu bahwa menaruh simpanan untuk hidupnya di bank bukanlah suatu ide yang bijak sama sekali. Ketika ia pensiun, Kunat akan menyadari bahwa tabungannya tidaklah cukup. Dan seperti Gloria Gastadora, Kunat Kuripot hanya dapat memberi kelebihan recehannya kepada Tuhan – karena ia selalu kuatir akan masa depannya.



#3: Bertong Bulag:

Sebagai seorang anak, Berto jenius secara finansial. Ketika lulus dari kuliah, ia sudah membuka suatu usaha simpan pinjam. Ia juga mulai berinvestasi dalam sebuah perusahaan di pasar saham, menaruh sejumlah kecil uang setiap bulan. Ia juga mulai sebuah bisnis, dan berjalan sangat baik. Berto telah menjadi kaya. Masalahnya adalah bahwa ia masih tidak dapat memberi pada Tuhan, karena ia melihatnya sebagai suatu pengeluaran, seperti suatu kemewahan yang tidak dapat ia tanggung. Ia tidak menyadari bahwa memberi kepada Tuhan adalah juga suatu investasi – investasi jangka panjang dan paling aman dari semua investasi.



#4: Wally Waldas:

Wally tidak pernah masalah dalam memberi kepada sesama. Ia sangat murah hati kepada sesama, tapi ia tidak murah hati kepada dirinya sendiri. Karena ia tidak berinvestasi untuk masa depan. Wally hanya senang memberi uangnya kepada orang-orang yang pada akhirnya memanfaatkannya. Teman-teman dekatnya memberitahunya bahwa pemberiannya tidak lagi menolong orang lain, karena mereka telah menjadi parasit. Tapi ia dibutakan oleh kebutuhannya akan perhatian mereka. Wally, dalam perjalanannya, bahkan tidak dapat memberi kepada Tuhan, karena uangnya akan pergi.



#5: Manny Mapagmahal:

Manny memberi kepada Tuhan, kepada sesama, dan kepada dirinya sendiri. Setelah menerima penghasilannya, hal pertama yang ia lakukan adalah menyisihkan 10% bagi Tuhan. Hal kedua yang ia lakukan adalah menyisihkan 20% untuk investasi – seperti simpanan, saham, bisnis, dan real estate. Ia juga menyisihkan suatu Dana Darurat – 3 hingga 6 bulan dari gajinya di bank. Hal ketiga yang ia lakukan adalah membatasi pengeluarannya hingga 70% dari penghasilannya.

Hari ini, Manny kaya. Sekarang ia memberi 20% kepada Tuhan, menginvestasikan 30% dan hidup dengan 50% dari penghasilannya. Pada usia tuanya, ia akan tetap dan bahkan menjadi lebih murah hati.

Di antara kelima orang ini, yang manakah Anda?



Semoga impian Anda menjadi kenyataan,

Bo Sanchez





--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
Sumber: "Milis Bo Sanchez" dari Grup Google.