Download GRATIS PDF dan 3 Video Kaya dari Properti TANPA MODAL

Tuesday, October 4, 2011

KEGAGALAN BUKANLAH PENOLAKAN TUHAN MELAINKAN PENGARAHAN BARU DARI TUHAN

Shalom...

Ada ungkapan yang menyatakan "proses belajar itu merupakan proses
seumur hidup".
Saat ini, saya sangat setuju dengan ungkapan tersebut.

Bagaimana tidak?
Selama tiga minggu terakhir ini saya sedang gencar-gencarnya belajar
"sesuatu".
Dalam proses belajar itu, hal pertama yang harus saya lakukan adalah
mengatasi rasa takut yang sangat akut dalam diri saya.
Maklum saja, rasa takut itu begitu besaaaaarrrrrr....mungkin karena
trauma masa kecil dimana saya beberapa kali melihat dengan mata kepala
sendiri kejadiannya.

Oh ya, sebelum saya berbicara lebih panjang...."sesuatu" itu adalah
"naik motor".
Ya...ya...saya tahu beberapa Anda langsung tersenyum saat
membacanya...mungin Anda tidak mengalami masalah seperti saya.
Tentunya, Anda tidak akan mengerti perasaan saya yang entah bagaimana
harus saya gambarkan....hanya satu kata "fiiiiuuuuuuhhhhhhhh!!!!"

Dalam proses belajar itu, saya jatuh beberapa kali.
Dan yang terakhir...hampir membuat saya menyerah.
Rasa takut yang awalnya kelihatan sudah teratasi dengan baik ternyata
kembali setelah saya jatuh lagi.
Hiks....

Namun...setelah trauma jatuh itu hilang...saya jadi berpikir, apa yang
membuat saya jatuh?
Bagaimana caranya agar tidak jatuh lagi?

Well...saya tidak ingin lebih panjang...tapi intinya, tulisan Bo hari
ini mengkonfirmasi apa yang saya alami beberapa minggu terakhir ini.
Kegagalan bukan berarti akhir dari segalanya.
Kegagalan justru membuat kita belajar untuk menjadi lebih baik dan
semakin baik di kemudian hari.

Semoga Anda semua pun diberkati oleh tulisan Bo kali ini!

God bless!

in Christ,
Jessica

--------------------------------------------------------------



Elang adalah orang tua yang menakjubkan.

Saya tidak tahu seberapa istimewa sarang mereka bagi anak-anak mereka.

Untuk membuatnya, Ayah Elang mengambil ranting yang kokoh dan duri
yang tajam untuk membangun rumah istimewa ini. Tapi untuk membuat
sarang tersebut nyaman, ia akan membungkus ranting-ranting dan duri-
duri tersebut dengan rumput yang lembut.

Dan inilah bagian yang menakjubkan: Ibu Elang akan mencabuti bulu-bulu
dari dadanya sendiri! Ia akan meletakkannya di sarang untuk menambah
kehangatan dan kelembutan.

Beberapa kali dalam sehari, Ibu Elang akan terbang keluar untuk
mencari makanan. Ia akan terbang kembali untuk menaruh ikan dan
makanan lain ke dalam mulut anak-anaknya yang terbuka karena lapar.

Karena sarangnya dibangun di atas tebing berbatu yang tinggi, angin
sangatlah kencang. Setiap ada badai, Ibu Elang melindungi mereka
dengan sayapnya yang besar.

Elang-elang kecil hidup dalam kemanjaan.

Karena setiap kebutuhan dipenuhi oleh orang tua yang mengasihi mereka.

Namun suatu hari, tibalah waktunya untuk mengajar mereka bagaimana
caranya terbang.

Dan dalam waktu sekejap, seluruh dunia mereka berubah.


PELATIHAN TERBANG SELALU KEJAM

Untuk mengajar anak-anak mereka terbang, para elang mengikuti empat
langkah – semuanya menyakitkan.

Pertama, Ibu berhenti membawakan makanan.

Anak-anak elang menangis kelaparan tapi ia seolah tidak mendengarkan
mereka. Anak-anaknya kaget. Mereka bertanya, “Mengapa Ibu tidak
mendengarkan jeritan kami?”

Kedua, ia mengibaskan sayapnya untuk menyapu rumput dan bulu-bulu di
dalam sarang. Duri-duri tajam sekarang tersingkap, menusuk kulit
halus dari anak-anak elang.

Ketiga, ia melakukan yang tidak masuk akal: Ia membuang mereka keluar
dari sarang. Elang-elang kecil berlompatan kembali, hanya untuk
ditusuk oleh duri-duri. Mereka sekarang berdarah. Mereka memekik
kesakitan. Dan mereka menerka-nerka, “Mengapa Ibu menyiksa kami?
Mengapa ia kejam?”

Keempat, Ibu mendorong elang-elang kecil keluar dari sarang lagi.
Tapi bukan hanya keluar dari sarang, tapi keluar dari tebing!

Anak-anak elang meluncur cepat ke tanah – seribu meter di bawah –
secara pasti menuju kematian.

Tapi sebelum mereka menyentuh tanah, Ayah Elang menukik dan menangkap
mereka dengan sayapnya. Ia menjatuhkan mereka kembali ke dalam
sarang.

Mereka berteriak, “Ibu, mengapa engkau membunuh kami? Apa yang telah
kami lakukan?” Tapi mereka baru saja mampu bernafas, ketika Ibu
kembali mendorong mereka keluar.

Tantangan maut dan cobaan berat yang mengerikan ini terulang sebanyak
tujuh hingga delapan kali hingga elang-elang kecil mengerti – dan
mulai mengepakkan sayap mereka.

Tidak lama kemudian, mereka melayang di atas awan dengan orang tua
mereka yang bangga di samping mereka.

Teman, ini persis yang terjadi pada Anda ketika Tuhan mengajar Anda
bagaimana caranya terbang.


TUHAN MENGAJAR SAYA UNTUK TERBANG

Dua belas tahun lalu, saya mengorbitkan diri saya sendiri sebagai
seorang wiraswastawan.

Karena saya melayani Tuhan, saya merasa Tuhan akan memberkati usaha
kecil saya. Maksud saya, itulah yang paling bisa Dia lakukan! Biar
bagaimanapun, saya sudah melayani Dia selama hampir 20 tahun.

Dengan percaya diri, saya mengambil tabungan saya dan menginvestasikan
semuanya ke gerobak makanan.

Saya mulai dengan sebuah gerobak “baso cumi”.

Saya menempatkannya di pinggir jalan, sangat dekat dengan sebuah pasar
dan sebuah balai kota. Lokasi yang sempurna, menurut saya.

Namun hasilnya menyedihkan. Beberapa hari, saya merugi. Beberapa
hari, saya kehilangan uang. Saya merasa sangat putus asa. Tapi saya
katakan pada diri sendiri, “Jangan kuatir. Saya akan mencoba lagi.”

Maka saya membeli dua gerobak makanan lagi. Kali ini, sebuah gerobak
hotdog dan sebuah gerobak es krim. Saya menyewa tempat di sebuah mal
baru di Ortigas Center.

Tapi bulan demi bulan, saya kehilangan uang.

Tidak lama, saya harus mengeluarkan uang hanya untuk membayar biaya
sewa dan gaji para karyawan saya.

Akhirnya, sebelum tahun itu berakhir, saya harus menerima kekalahan,
dan menutup semua kedai makanan tersebut. Ambisi kewirausahaan saya
terdampar di tanah.

Saya rugi 150 juta Rupiah lebih.

Itu mungkin tidak besar bagi Anda, tapi itu adalah tabungan seumur
hidup saya sebagai seorang misionaris.

Saya merasa tertekan.

Saya bertanya pada Tuhan, “Tuhan, mengapa Engkau tidak memberkati
usaha saya?”

Saya merasa bingung. Saya mengatakan pada diri sendiri, “Mungkin
Tuhan tidak menginginkan saya menjadi seorang wiraswasta. Mungkin Ia
hanya ingin saya menjadi seorang pengkotbah.”

Selama berbulan-bulan, saya tidak tahu apa yang harus dilakukan. Saya
tersesat. Saya seperti sebuah kapal layar yang terjebak dalam kabut
yang tebal. Apa yang harus saya lakukan sekarang?

Menengok ke belakang, sekarang saya tahu apa yang sedang Tuhan
lakukan…


AKAN MENJADI APA: DURI ATAU AWAN?

Seperti Ibu Elang, Tuhan berhenti menyuapi saya.

Ketika persediaan terhenti, Tuhan tidak berkata, “Hari ini Aku telah
memutuskan untuk tidak mencintaimu.” Ketika persediaan terhenti,
Tuhan sedang berkata, “Aku akan menyediakan bagimu dengan cara yang
lebih besar dan lebih berlimpah.”

Seperti Ibu Elang, Tuhan menyingkirkan bantal empuk dari sarang saya.
Usaha makanan saya seperti duri tajam di bawah saya. Setiap gerakan
kecil yang saya lakukan terasa sakit.

Ketika hidupmu terasa sakit, Tuhan tidak berkata, “Aku tidak peduli
padamu.” Ketika hidup terasa sakit, itu berarti Tuhan sedang berkata,
“Aku mempunyai tempat yang lebih baik bagimu.”

Seperti Ibu Elang, Tuhan sedang mendorong saya keluar dari sarang
saya. Namun saya melompat masuk lagi, hanya untuk merasa sakit lagi.

Saya telah melihat hal ini terjadi kepada orang-orang dalam relasi
yang tidak sehat. Mereka sangat tersakiti dalam relasi dan menangis.
Tapi tidak lama kemudian, mereka melompat masuk lagi – hanya untuk
merasa sakit lagi. Mereka menjadi terikat pada relasi yang tidak
sehat.

Namun rasa sakit adalah pembawa pesan dari hidup. Yang mengatakan,
“Ada sebuah tempat yang lebih baik bagimu. Engkau tidak dilahirkan
untuk hidup di antara duri. Engkau dilahirkan untuk melayang tinggi
di atas awan.”

Kegagalan bukanlah penolakan Tuhan.

Kegagalan adalah pengarahan baru dari Tuhan.

Amsal 20:30 mengatakan, Ada kalanya pengalaman pahit menghapuskan
kejahatan, dan membersihkan hati manusia.

Ia tidak menginginkan saya dalam usaha makanan. Ia tidak menjadikan
saya seorang koki. Ia menciptakan saya sebagai seorang komunikator.
Ia tidak menjadikan saya untuk memberi makan kepada tubuh. Ia
menciptakan saya untuk memberi makan kepada pikiran.


KEGAGALAN BUKANLAH PENOLAKAN TUHAN;
KEGAGALAN ADALAH PENGARAHAN BARU DARI TUHAN

Seperti Ibu Elang, Tuhan sedang mengajar saya untuk terbang.

Ia menginginkan saya untuk keluar dari usaha makanan karena itu
bukanlah sesuatu yang luar biasa bagi saya. Itu bukanlah hal yang
saya sukai. (Saya hanya menyukai makan!) Itu bukan talenta saya.

Dengan sangat putus asa dan hanya dengan sedikit sisa uang dalam
tabungan, saya dipaksa untuk menciptakan usaha yang tidak membutuhkan
modal apapun. Satu-satunya usaha yang mungkin bagi saya adalah semua
yang terdapat dalam potensi saya: Komunikasi.

Usaha pertama saya yang berhasil adalah seminar bagi perusahaan.

Saya telah berkotbah selama 20 tahun. Mengapa tidak kepada perusahaan
dan dibayar?

Saya mulai dengan langsung berlari. Tidak ada saat belajar. Sejak
Hari 1, saya mulai mendapat hasil.

Sekarang, saya menjalankan 12 usaha kecil. Semuanya berhasil dengan
luar biasa.

Sekarang, saya bersyukur pada Tuhan kalau usaha makanan saya gagal.
Jika tidak, saya mungkin akan terjebak di sana, melakukan apa yang
tidak saya sukai.

Teman, apakah Tuhan sedang mendorong Anda keluar dari sarang Anda?

Apakah persediaan Anda terhenti?

Mungkin Tuhan sedang berkata, “Ada hidup yang lebih baik bagimu
daripada ini. Ada relasi yang lebih baik bagimu daripada ini. Ada
pekerjaan yang lebih baik bagimu daripada ini. Ada usaha yang lebih
baik bagimu daripada ini…”

Percayalah bahwa Tuhan ingin mengajar Anda untuk terbang!


APAKAH ITU SEBUAH LEKUKAN ATAU SEBUAH JALAN BUNTU?

Seth Godin adalah salah satu penulis bisnis favorit saya.

Ia mengatakan bahwa ketika kita masuk ke dalam suatu situasi sulit,
kita perlu memutuskan apakah itu sebuah lekukan atau sebuah jalan
buntu.

Lekukan maksudnya ada keberhasilan besar jika Anda bertahan melewati
masa sulit tersebut. Jalan buntu maksudnya tidak ada keberhasilan
besar sekalipun jika Anda bertahan selama ribuan tahun.

Jadi tanyakan pada diri Anda: Ketika Anda melewati kesulitan ini,
apakah Anda akan berada di posisi pertama atau kedua? Jika tidak,
mungin itu saatnya untuk meloncat keluar. Dan mencari suatu area
dimana Anda bisa menjadi luar biasa.

Seperti saya tidak pernah menjadi luar biasa dalam usaha makanan,
sekalipun saya berusaha keras untuk bertahan dengan gerobak-gerobak
makanan saya. Tapi saya tahu bahwa saya akan menjadi luar biasa jika
saya terus bertumpu pada talenta saya dalam hal komunikasi.


HAL YANG SAMA DALAM PELAYANAN

Ketika sesuatu tidak berjalan semestinya, ketika sesuatu menimbulkan
rasa sakit, ketika sesuatu tidak berkembang, diamlah. Dengarkan
arahan Tuhan dalam hati Anda. Ia mungkin tidak meminta Anda untuk
mengubah lokasi, atau mengganti pekerjaan, atau merubah usaha, atau
mengubah relasi.

Ia mungkin meminta Anda untuk mengubah strategi.

Mari saya berikan sebuah contoh dalam pelayanan saya. Keluarga rohani
saya adalah Light of Jesus. Selama lebih dari 10 tahun, Light of
Jesus seakan tidak bergerak. Ibaratnya kami terdampar. Pertumbuhan
kami tersendat. Kami mencoba berbagai cara untuk membuat Light of
Jesus bertumbuh, tapi kami merasa seperti menyerudukkan kepala kami ke
sebuah langit-langit beton.

Selama bertahun-tahun, Light of Jesus tidak bergerak dengan lebih dari
2000 anggota.

Kami mencoba segalanya. Kami memberi Seminar Hidup Dalam Roh,
membangun persekutuan doa di sana-sini, tapi tak ada hasil.

Mazmur 119:71 mengatakan, Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya
aku belajar ketetapan-ketetapanMu.

Penderitaan kita membuat kita mendengarkan Tuhan.

Dan Ia berbicara kepada kita. Ia membimbing kita untuk mengubah
strategi. Dan hasilnya sungguh membuat tercengang.

Dari “Chapter”, kami menciptakan “Feast”.

Inilah perbedaan besarnya: Chapter bersifat tradisional, persekutuan
doa bagi “orang-orang dalam”. Feast merupakan pesta besar, terobsesi
secara radikal untuk menjangkau “orang-orang luar”.

Pada dasarnya, Tuhan mengatakan pada kami, “Lupakan dirimu. Cintai
sesamamu.” Dalam struktur yang lama, kami melayani diri kami
sendiri. Kami berbicara bahasa kami sendiri (Bahasa Kristiani). Kami
mengadakan semua acara kami bagi diri kami, anggota kami. Tapi Tuhan
membimbing kami untuk melepaskan keegoisan kami dan mengasihi mereka
yang bukan bagian dari kelompok kami. Kami mulai untuk mengadakan
seluruh acara bagi mereka yang merasa asing di gereja.

Apa yang terjadi? Kami menghancurkan langit-langit beton itu.

Beberapa waktu lalu, kami berharap 6000 orang akan datang pada
Perayaan Paskah kami. Namun pada hari itu, lebih dari 9000 orang
datang dan itu hanya dari Metro Manila.

Selama setahun, Light of Jesus telah berkembang dengan meledak.

Teman, apakah Anda merasa Anda macet? Apakah Anda merasa hidup ini
tersendat? Dan Anda tidak bertumbuh?

Dengarkan suara Tuhan. Ia mungkin meminta Anda untuk mengubah
strategi Anda. Jangan terikat pada bagaimana Anda melakukan banyak
hal sebelumnya.

Karena apa yang membawa Anda ke tempat Anda berada saat ini mungkin
tidak membawa Anda ke tempat yang ingin Anda tuju.


KEBERHASILAN TIDAK BANYAK MENGAJAR ANDA;
HANYA KEGAGALAN YANG MENGAJAR ANDA
PELAJARAN YANG PALING BERHARGA TENTANG KEMENANGAN

Inilah ironi kehidupan.

Keberhasilan tidak banyak mengajar Anda.

Hanya kegagalan yang mengajar Anda pelajaran yang paling penting
tentang Kemenangan.

Ketika Anda berhasil, Anda tidak tahu mengapa Anda berhasil. Anda
hanya berasumsi mungkin karena begini atau begitu.

Ketika Anda berhasil, Anda puas.

Ketika Anda berhasil, Anda tidak dapat diajar.

Ketika Anda berhasil, Anda bangga.

Ketika Anda berhasil, Anda keras kepala.

Tapi ketika Anda gagal, Anda jatuh.

Anda terjerembab.

Bang!

Anda tertegun.

Anda bingung.

Bibir Anda berdarah.

Lutut Anda terasa nyeri.

Tiba-tiba, Anda menjadi penuh perhatian.

Tiba-tiba, Anda diam.

Tiba-tiba, Anda menanyakan pertanyaan sulit.

“Mengapa saya gagal?”

“Apa yang dapat saya lakukan agar tidak gagal lagi?”

Ketika Anda menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, Anda mempelajari
tentang kemenangan.

Dan ketika Anda menerapkan pelajaran tentang kemenangan itu, saat
itulah Anda berhasil.


MELIHAT SEGALA SESUATU SEBAGAI SEBUAH BERKAT

Suatu hari, seorang pria terdampar di sebuah pulau.

Ia memutuskan untuk menlindungi dirinya dari terik matahari. Selama
berhari-hari, ia membangun sebuah pondok jerami.

Tapi pada hari ia tidur di dalamnya, sebuah kilat menyambar atap, dan
mulai membakar. Ia bergegas mengeluarkannya, tapi percuma. Semuanya
terbakar.

Ia merasa hancur. Ia mengepalkan tinjunya ke langit dna berteriak,
“Tuhan, mengapa Engkau melakukan ini pada saya?”

Ketika ia bangun keesokan harinya, sebuah kapal sedang menuju pulau
itu. Ia diselamatkan! Ia melompat kegirangan.

Ketika kapal merapat ke pantai, pria itu bertanya pada para
penyelamatnya, “Bagaimana Anda tahu saya berada di sini?”

Orang-orang itu menjawab, “Kami melihat tanda asapmu tadi malam.”

Teman, apa pondok jerami Anda?

Apa yang telah diambil dari Anda?

Apa yang telah hancur dan hilang selamanya?

Apakah itu sebuah relasi?

Apakah itu suatu kesempatan kerja?

Apakah itu suatu mimpi yang lenyap?

Jangan takut. Jangan menyerah.

Tuhan sedang mengajar Anda sebuah pelajaran tentang kemenangan.

Lewat kehilangan Anda, kegagalan Anda, percobaan Anda, Tuhan sedang
menyelamatkan Anda. Tuhan sedang membawa Anda ke sebuah tempat yang
lebih baik.


ELANG DICIPTAKAN UNTUK BADAI

Mari saya akhiri dengan satu hal lagi tentang Elang.

Ketika badai datang, burung-burung lain bersembunyi di pohon dan gua.

Tapi tidak demikian halnya dengan Elang.

Karena Elang menyukai badai.

Elang dapat merasakan lewat tubuh merka bahwa badai akan datang. Dan
mereka merasa gembira.

Karena Elang tidak betul-betul terbang. Elang melayang tinggi. Yang
perlu mereka lakukan adalah membentangkan sayap mereka yang lebar dan
memanfaatkan angin untuk membawa mereka. Jadi semakin kencang angin,
semakin tinggi mereka melayang.

Beberapa mengatakan bahwa Elang dapat tidur dalam badai.

Teman, badai Anda akan mengangkat Anda lebih tinggi.

Merasakan ketenangan dalam kasih Tuhan.


Semoga impian Anda menjadi kenyataan,

Bo Sanchez
(Translated by Jessica JP)

*) सुम्बेर मिल्लिस बो Sanchez