Download GRATIS PDF dan 3 Video Kaya dari Properti TANPA MODAL

Wednesday, July 20, 2011

Today is my birthday

Shalom,

Pertengahan bulan Juni lalu kami baru saja menerbitkan buku terbaru Bo
Sanchez - "8 Secrets of the Truly Rich". Isinya bisa dipastikan
berbeda dengan buku-bukunya yang lain, karena dalam buku ini Bo banyak
bicara soal uang yang mungkin bagi kebanyakan orang "rohani" hal ini
dianggap tabu. Tapi saya jamin, sesudah Anda membaca buku ini
pandangan Anda akan berubah.

Maaf, saya tidak melulu bermaksud promosi untuk buku ini, tapi saya
pribadi sungguh mengalami banyak perubahan pandangan dalam hal yang
satu ini. Maklum, pilihan hidup sebagai seorang fulltimer di
komunitas saya selama belasan tahun sedikit banyak mempengaruhi cara
pandang saya mengenai materi.

Dalam artikel yang khusus ditulisnya dalam hari istimewanya, Bo sempat
menyinggung sedikit mengenai buku ini. Untuk tahu persisnya, tentunya
Anda perlu membaca sendiri buku ini....untuk info, silahkan hubungi
kkka@cbn.net.id.

God bless.

in Christ,
Jessica

------------------

HARI INI ADALAH ULANG TAHUN SAYA!


Hari ini saya berumur 45 tahun.

Saya merasa begitu tua dan begitu muda pada saat yang bersamaan.

Gila, ya?

Karena saya mulai berkotbah ketika berusia 13, setiap orang menyebut
saya “pengkotbah termuda” di dunia.

Tapi tiba-tiba, terjadi perubahan. Kata “muda” lenyap, dan saya hanya
diperkenalkan sebagai “pengkotbah”.

Suatu hari, saya diundang untuk memberi kotbah bagi sekelompok besar
orang-orang single. Ada ribuan. Ketika saya berkotbah di panggung,
saya melihat sekeliling gedung dan suatu kebenaran secara tiba-tiba
menyeruduk saya seperti sebuah truk beroda 10 – “Oh Tuhan, saya adalah
orang tertua di ruangan itu!”

Jadi ya, sekarang saya merasa tua.

45 berarti hampir 50. Lima tahun lagi dan saya berusia setengah abad.

Tapi sebaliknya, saya juga merasa sangat muda.

Mengapa? Karena usia bukanlah suatu ukuran waktu tapi sebuah
perasaan.

Meskipun saya berumur 45, saya merasa seperti berumur 32. (Jangan
tertawa.)

Mari saya beritahu alasannya: Karena saya masih memiliki begitu banyak
mimpi yang ingin saya capai. Dan impian terpenting saya adalah untuk
membangun 1000 Feast di seluruh dunia. (Feast adalah pertemuan
mingguan dari komunitas rohani saya yang kecil, Light of Jesus
Family.)

Mengapa? Saya hanya ingin melayani lebih banyak orang.

Yang membawa saya pada pesan utama saya hari ini: Jika Anda tidak
belajar melayani, Anda tidak akan pernah bahagia.


3 TANDA KEDEWASAAN ROHANI

Suatu hari, seseorang bertanya pada saya sebuah pertanyaan yang sangat
mengganggu. Ia bertanya, “Bo, Filipina adalah sebuah negara yang
sangat rohani. Seharusnya kita menjadi satu-satunya negara Kristen di
Asia. Tapi mengapa kita begitu korup dan begitu miskin? Bagaimana
bisa?”

Ya, orang-orang Filipina sangat rohani. Tidak perlu diragukan.

Namun inilah kuncinya: Ada perbedaan yang sangat besar antara
kedewasaan iman dan kedewasaan rohani.

Kedewasaan iman berarti Anda melakukan tanggungjawab iman Anda dengan
sangat baik – Anda berdoa setiap hari, Anda pergi ke gereja, Anda
membaca Alkitab, dan lain-lain.

Kedewasaan rohani sangat berbeda: Hal itu berarti Anda mengasihi
seperti Yesus.

Orang yang dewasa secara rohani tahu bahwa iman tanpa perbuatan pada
hakekatnya adalah mati (Yakobus 2:17) . Dan mereka tahu bahwa tanpa
kasih, semua kereligiusan tidak berarti apa-apa tapi hanya kegaduhan
(1 Korintus 13:1).

Apakah Anda ingin tahu bahwa Anda seorang yang dewasi secara rohani
atau tidak?

Lihatlah ketiga tanda ini:


1. MELAYANI

Saya menyukai paragraf di bawah ini. Saya akan jelaskan alasannya
nanti. Bacalah lagi bagaimana Maria menjawab “ya” pada Tuhan:
“Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut
perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia.

Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke
pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda. Di situ ia masuk ke rumah
Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet.

Dan Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan
Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya. (Lukas 1:38-40,56)

Setelah Maria menjawab “ya” kepada Tuhan, Alkitab mengatakan ia
“bergegas” ke sebuah kota di Yehuda.

Mengapa bergegas?

Orang rohani yang benar tahu bahwa ada area ini di antara keputusan
dan tindakan Anda. Jangan berdiam terlalu lama di area ini. Hal ini
berbahaya.

Jika Anda plin-plan, jika Anda berlambat-lambat, jika Anda berlama-
lama dalam area ini, sebelum Anda tahu, PUUF! Keputusan Anda akan
hilang selamanya.

Inilah saran saya: Begitu Anda membuat sebuah keputusan, segeralah
bertindak. Berlari melewati area di antara keputusan dan tindakan
ini. Jangan terlelap sampai Anda melakukan sesuatu!

Saya belum pernah bertemu seorang yang sukses yang tidak memiliki
sebuah kecenderungan untuk bertindak. Begitu seorang yang sukses
membuat sebuah keputusan untuk meraih suatu tujuan, sebuah kegiatan
yang riuh terjadi. Orang yang sukses bertindak dengan segera.


"BUKU-BUKU SAYA PUNYA HASIL YANG BERBEDA"

Mari saya berikan sebuah contoh.

Kemarin, saya berada di Cebu. Seorang pria datang pada saya dan
menyalami saya dengan penuh sukacita.

“Saya membaca buku-buku Anda dan saya menyukainya,” katanya. Orang-
orang mengatakan itu pada saya sepanjang waktu. Tapi yang menyentuh
saya adalah apa yang ia katakan selanjutnya. Ia berkata, “Bo, saya
membaca buku Anda, 8 Secrets of the Truly Rich. Karena buku itu, saya
terinspirasi untuk membangun tiga bisnis, semua memberi saya
pendapatan pasif. Saya masih memiliki sebuah pekerjaan, tapi sekarang
saya memiliki 6 taxi, sebuah toko, dan sebuah terminal air.”

Wow. Saya mulai berpikir tentang orang lain yang membaca buku yang
sama, yang juga memutuskan untuk berbuat sesuatu, tapi tidak melakukan
apapun.

Mengapa? Mereka tidak bergegas dalam area di antara keputusan dan
tindakan. Karena mereka tidak memiliki sebuah kecenderungan untuk
bertindak; sebaliknya, mereka memiliki sebuah kecenderungan untuk
menganalisa.

Jangan salah paham. Menganalisa sangat baik. Tapi beberapa orang
suka menganalisa sesuatu hingga mati sebelum mereka bertindak.

Seorang pria lain datang pada saya kemarin. Ia berkata, “Bo, saya
masih jauh dari menjadi sukses. Tiba-tiba saya menyadari mengapa tak
ada apapun yang terjadi dalam hidup saya. Karena saya takut mengalami
kegagalan.”

Saya bertanya padanya, “Apakah Anda mempunyai kesalahan besar dalam
hidup Anda?”

Dan ia berkata, “Tidak. Karena saya bahkan belum mencoba.”

“Maka masalah Anda bukanlah kurangnya kesuksesan Anda, “ kata saya
kepadanya. “Masalah Anda adalah kurangnya kegagalan Anda. Inilah
yang Anda lakukan: Tingkatkan laju kegagalan Anda agar Anda dapat
meningkatkan laju keberhasilan Anda.”

Saya akan kembali ke topik saya.

Jika orang yang sukses mempunyai kecenderungan untuk bertindak, orang
rohani mempunyai kecenderungan untuk melayani.

Mengapa ini penting?

Mengasihi Tuhan itu mudah. Ia sempurna!

Tapi sudahkah Anda perhatikan? Mengasihi orang lain akan lebih sulit.

Omong-omong, tidak harus suatu pelayanan besar…


2. SEDERHANA

Hanya melayani!

Maria hanya melayani. Ia tidak mengalahkan tentara, menaklukkan
bangsa, menjalankan organisasi, atau berkotbah kepada jutaan orang.
Sebaliknya, ia pergi ke rumah sepupunya Elisabet untuk memasak,
mengepel lantai, mencuci pakaian, mencuci piring, membersihkan kamar
mandi…

Ketika kita sampai di Surga, saya bertaruh kita akan terkejut melihat
bagaimana Tuhan akan memberi penghargaan orang yang berbeda.

Sebagai contoh, staf saya – orang yang mengatur audio sistem setiap
kali saya berkotbah – mungkin mempunyai sebuah rumah yang lebih besar
daripada sang Pengkotbah.

Pemerhati kami yang luar biasa melayani para lansia yang terlantar di
Anawim setiap hari, memandikan mereka, memberi mereka makan, memotong
kuku tangan dan kaki mereka, mungkin mempunyai sebuah rumah yang lebih
besar daripada sang Pendiri Anawim.

Para konselor telepon kami di pelayanan konseling Light of Jesus, atau
para penjual yang menjual buku-buku saya, atau para koki yang
menyiapkan makanan di panti asuhan kami – semua mereka mungkin
mempunyai sebuah rumah yang lebih besar daripada rumah saya.

Coba tebak, sangat mungkin kalau putera altar dan petugas kebersihan
gereja akan mempunyai sebuah rumah lebih besar daripada Paus.
(Terdengar sesat, saya tahu. Tapi itulah kebenarannya.)

Mengapa saya percaya akan hal itu?

Bunda Maria adalah contoh kita untuk pelayanan sederhana. Ia tidak
pernah melayani dengan gaya high-profile. Ia tidak pernah punya
gelar. Ia hanya melayani.

Dan itu adalah yang Tuhan ingin Anda lakukan.

Dalam Feast di PICC, kami mempunyai 200 orang lebih yang sukarela
untuk menyelenggarakannya. Dari para penyambut hingga pelayanan anak-
anak hingga tim muda-mudi hingga koor…

Saya ingat seorang wanita datang pada saya dan berkata, “Bo, saya
betul-betul ingin bergabung dengan pelayananan penyambutan. Tapi
sangat susah bagi saya untuk bangun pagi dan datang ke sini 30 menit
sebelum acara Feast dimulai…”

Maka saya mengingatkan dia, “Melayani adalah Pengorbanan.”

Yang merupakan tanda ketiga dari seorang yang rohani.


3. BERKORBAN

Saya pergi ke Israel setiap tahun. Dan setiap kali, tanpa kecuali,
saya melakukan perjalanan panjaaaaaaang yang dilakukan Maria untuk
mengunjungi Elisabet – dari Nazaret ke Yudea.

Tapi tidak seperti Maria, saya naik sebuah bis turis yang bagus. Bis
yang disiapkan dengan sangat baik, nyaman, dan ber-AC.

Maria tidak naik bis. Ya ampun, Maria bahkan tidak punya sepeda.

Selama 4 hari yang panas, dalam kondisi berbadan dua, gadis berusia 14
tahun ini berjalan jauh melewati gurun Yudea, di bawah teriknya panas
matahari. Bukit-bukit itu dipenuhi oleh binatang liar dan penyamun.
(Ingat kisah Orang Samaria yang baik hati? Dan bagaimana para
penyamun memukuli seorang yang melewati daerah itu? Hal itu umum
terjadi di antara pengembara.)

Ia melakukan perjalanan itu karena ia ingin melayani sepupunya yang
lebih tua.

Itu adalah pengorbanan.

Orang rohani adalah orang yang berkorban.

Maria punya semua alasan di dunia untuk tidak pergi. Ia bisa saja
berkata, “Tuhan, saya sendiri sedang hamil. Setiap pagi saya merasa
tidak bisa bangun. Saya tidak suka bau bawang putih. Bagaimana saya
bisa melayani sepupu saya Elisabet?”

Tapi dia tidak berpikir tentang ketidaknyamanannya sendiri. Atau
penderitaannya. Masalahnya. Kebutuhannya.

Ia pergi dan melayani orang lain.

Inilah Kekristenan yang sesunguhnya.

Kekristenan bukan soal pergi ke Surga. Kekristenan adalah tentang
membawa Surga ke dunia, khususnya bagi mereka yang berada di Neraka
hari ini.

Dan pengorbanan dimulai dalam keluarga kita.


BERKORBAN DALAM KELUARGA ANDA

Bulan lalu, saya pergi selama 3 hari bersama Francis, putera saya yang
berusia 6 tahun. Kami pergi ke Cebu, hanya kami berdua. Itu
merupakan perjalanan ayah dan anak. Tanpa istri. Tanpa kakak. Hanya
dia dan saya, mengobrol, tertawa, bermain, berenang, dan makan
bersama.

Saya berjanji pada diri sendiri untuk membawa setiap anak saya masing-
masing dalam perjalanan seperti ini paling tidak sekali atau dua kali
setahun.

(Catatan: Ini bukan bagian dari apa yang ingin saya sampaikan, tapi
saya akan beritahu Anda tentang sindrom anak kedua. Francis adalah
anak kedua. Sangat mudah bagi anak kedua – atau anak tengah – untuk
merasa minder, khususnya jika kakaknya adalah seorang yang sukses.
Anda perlu meluangkan waktu dengan setiap anak Anda. Tapi berikan
perhatian lebih kepada anak kedua dan semua anak tengah Anda – karena
terkadang, mereka lebih membutuhkannya.)

Mengapa saya melakukan perjalanan dengan Francis?

Saya sudah menyadari bahwa hidup adalah tentang menciptakan kenangan.
Ketika Francis lebih dewasa, kesadarannya akan lupa tentang detil dari
perjalanan itu. Tapi alam bawah sadarnya akan mengingat segalanya.
Alam bawah sadar Anda merupakan sebuah mesin perekam yang sempurna.
Ia mengingat setiap detil. Yang terutama, Francis akan mengingat
betapa saya mengasihinya karena saya meluangkan banyak waktu
dengannya.

Saya seorang yang sibuk. Saya menjalankan 9 organisasi non-profit dan
12 bisnis. Jadi bagaimana saya bisa “meluangkan” 3 hari bersama anak
saya? sederhana. Itu yang disebut Pengorbanan. Ketika Anda
mengasihi seseorang, Anda melakukan pengorbanan.

Saya tahu peran saya. Sebelum menjadi seorang pengkotbah, atau
penulis, atau pemimpin, atau pengusaha, yang terutama saya adalah
seorang ayah.

Orang Rohani Sejati berkorban.

Melayani orang lain adalah suatu hak istimewa. Ganjaran dari melayani
adalah kenyataan bahwa Anda telah diberi kesempatan untuk melayani
seseorang.

Apakah Anda seorang yang rohani?


Semoga impian Anda menjadi kenyataan,

Bo Sanchez

Sumber: "millis Bo Sanchez googlegroups"
(Diterjemahkan oleh: Jessica Jeanne Pangestu)

No comments:

Post a Comment