Download GRATIS PDF dan 3 Video Kaya dari Properti TANPA MODAL

Thursday, December 1, 2011

APAKAH ANDA DIKENAL KARENA KEBAIKAN ANDA?

Apakah Anda ingin betul-betul bahagia?

Jadilah orang yang baik hati..

Mari saya ceritakan sebuah kisah.

Suatu hari, sebuah pesawat menghantam badai dan hampir jatuh. Masalahnya, ada 4 penumpang dan hanya 3 parasut.

Orang pertama mengambil satu parasut dan berkata, “Saya seorang ahli bedah otak dan pasien saya membutuhkan saya.” Dan ia melompat keluar dari pesawat.

Orang kedua mengambil parasut kedua dan berkata, “Saya seorang ilmuwan roket, salah satu orang paling pintar di seluruh planet, dan dunia membutuhkan saya.” Dan ia melompat keluar dari pesawat.

Orang ketiga adalah Paus Benediktus. Ia mengambil parasut terakhir dan memberikannya kepada orang keempat yang adalah seorang anak muda. Paus berkata, “Anakku, saya sudah tua. Saya sudah cukup melayani Tuhan. Pergilah dan ambillah parasut terakhir ini.”

Anak muda itu tersenyum, “Yang Mulia, tidak apa-apa. Masih tersisa dua parasut. Ilmuwan roket, orang paling pintar di seluruh planet, melompat dengan ransel saya.”

Pelajaran yang didapat?

Bapak Paus menang karena ia baik hati.

Ilmuwan roket kalah karena ia tidak baik hati.

Orang baik, pada akhirnya, akan selalu menang.

Saya akan ceritakan kisah lainnya, kali ini dari Alkitab.

Saya yakin Anda tahu kisah tentang Orang Samaria Yang Baik Hati. Tapi saya mendorong Anda untuk membacanya lagi dengan mata yang segar. Dan berharap Tuhan berbicara pada Anda dengan cara yang baru dan penuh kuasa…

Jawab Yesus: “Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati. Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali.” (Lukas 10:30-35)

Tiga Cara Menunjukkan Kebaikan

Sebagai seorang anak, Anda sudah mendengar cerita ini sebelumnya.

Cerita yang bagus, indah.

Tapi saya akan beritahu Anda bagaimana kontroversialnya ini.

Dalam cerita itu, Tuhan memberi ujian utama kepada tiga orang.

Ujian itu tidak tertulis atau lisan, tapi “kenyataan”. Ujian itu datang dalam bentuk seorang yang setengah mati, terbaring dengan tubuh bersimbah darah, di tengah jalanan berdebu. (Anda berharap Tuhan memberi ujian normal. “Hanya sebutkan Syahadat Para Rasul, setuju dengan setiap doktrin, dan bingo, Anda keren.” Tidak ada hal seperti itu.)

Inilah kontroversinya: Kedua pria yang seharusnya telah dibebaskan karena kepercayaan mereka yang sangat tinggi, yang diharapkan setiap orang menjadi ahli, ternyata gagal. Tapi orang ketiga, kelas bawah, orang yang tidak diharapkan lulus, tidak hanya lulus; ia lulus dengan cemerlang. Ia lulus dengan predikat summa cum laude.

Inilah pesan saya untuk hari ini: Jika Anda ingin membawa seseorang lebih dekat kepada Tuhan, Anda perlu berbaik hati kepada mereka. Karena kerajaan Allah akan dikenali dari kebaikan Anda.

Inilah tiga cara untuk menunjukkan kebaikan:

1. Menerima

2. Bersedia

3. Mengasihi

Itulah yang akan saya bagikan kepada Anda hari ini.



1. Menerima

Mengapa imam dan orang Lewi itu tidak menolong?

Karema mereka tidak menerima.

Banyak orang tidak tahu kenyataan kecil ini. Imam dan orang Lewi tidak menolong karena mereka takut menjadi tidak bersih secara rohani.

Pada masa itu, orang-orang rohani hidup dalam dunia yang terbagi atas Bersih dan Tidak Bersih (najis). Hal-hal yang bersih dan tidak bersih. Tindakan yang bersih dan tidak bersih. Orang-orang yang bersih dan tidak bersih.

Dan menurut Hukum mereka, setiap orang yang menyentuh tubuh orang yang meninggal akan “tercemar” selama tujuh hari. Dan selama masa itu, Imam dan orang Lewi itu tidak akan bisa melakukan tugas rohani mereka.

Tapi orang Samaria tidak berpikir dengan cara demikian. Karena menurut dunia yang bersih dan tidak bersih ini, seorang Samaria sudah tidak bersih. (Orang Samaria adalah peranakan Yahudi yang dipandang rendah.) Menurut mereka, ketika dilahirkan, mereka sudah dinyatakan tercemar.

Dengan kata lain, adalah seorang yang “tidak bersih” yang menolong orang yang tidak bersih lainnya.

Inilah yang ingin saya katakan.

Setelah 32 tahun melayani, saya menyadari bahwa orang-orang terbaik yang mewakili Tuhan di dunia ini bukanlah yang paling pintar, paling bijak, atau yang paling bertalenta. Perwakilan terbaik Tuhan adalah orang-orang yang baik hati dan rendah hati.

Mereka yang tahu bahwa mereka tidak sempurna.

Mereka yang sangat menghormati orang, tidak perduli apapun yang pernah mereka lakukan di masa lalu.

Mereka yang tidak bersikap superior dan tidak sombong rohani.

Tapi Sayang, Umat Kristen Sekarang

Terlihat Sebagai Orang-orang Sombong

Mari saya bagikan pada Anda beberapa berita duka.

Sebuah survei besar dilakukan di antara orang-orang muda berusia antara 16 – 29 tahun di Amerika. Mereka ditanya apa pemikiran mereka tentang Kristianitas.

Inilah hasilnya: 87% dari mereka mengatakan bahwa Kristinitas adalah menghakimi.

Dan 85% mengatakan Kristianitas adalah munafik. Dan satu dari empat non Kristen mengatakan bahwa umat Kristen di jaman modern tidak lagi seperti Yesus.

Mahatma Gandhi mengatakan hal yang sama beberapa tahun lalu. Ia berkata, “Saya menyukai Kristus kalian tapi saya tidak suka umat Kristen kalian. Mereka sangat tidak seperti Kristus kalian.”

Mengapa? Rick Warren menjelaskan dengan cara begini: “Umat Kristen lebih dikenal karena apa yang kita tentang daripada untuk apa kita ada.”

Dengan kata lain, kita sering mengatakan pada orang lain tentang apa yang salah dari mereka. Kita melakukan itu pada anak-anak kita. Kita melakukan itu pada pasangan kita. Dan kita melakukan itu pada teman-teman kita yang non Kristen.

Jika Anda seorang rohani, setiap orang langsung tahu apa yang Anda tentang. Anda menentang aborsi dan homoseksual dan seks pranikah dan pornografi dan perjudian dan kemabukan…

Itu tidak masalah. Tapi inilah pertanyaan saya: Apakah Anda dikenal karena kebaikan Anda?

Saya memberi kotbah tentang parenting (pengasuhan). Saya memberitahu para orang tua bahwa menegur anak-anak mereka tanpa membangun sebuah relasi yang kuat dengan mereka tidak akan pernah berhasil. Itu sia-sia. Jika hal ini benar sehubungan dengan parenting, apalagi dengan teman-teman kita yang non Kristen?

Jika Anda ingin membawa orang lebih dekat kepada Tuhan, Anda perlu berada di level mereka, berbicara dengan bahasa mereka, mengetahui keprihatinan mereka, dan memenuhi kebutuhan mereka.

Apakah Tuhan Anda Kejam?

Ketika tragedi melanda bumi kita, timbul dua tipe orang rohani.

Tipe pertama adalah orang rohani yang menyerbu masuk dan melayani. Tipe kedua adalah orang rohani yang menyerbu masuk dan mempermalukan.

Yang pertama memberi, menolong, dan memberi perhatian.

Yang kedua menyalahkan, mengkritik, dan menghakimi.

Ketika Gunung Pinatubo meletus di Tahun 1991, menghancurkan Zambales dan Pampanga, saya mendengar beberapa orang rohani berkata, “Tuhan sedang menghukum area Olongapo dan Angeles, dua kamp Amerika, karena banyak prostitusi di kedua area itu.”

Ketika tsunami menghantam pantai Phuket, Thailand, pada 26 Desember 2001, saya mendengar beberapa orang rohani berkata, “Itu yang pantas diterima para turis karena berjingkrak dan berpesta di hari Natal, dan bukannya ke gereja dan berdoa!”

Dan ketika gempa bumi dan tsunami melanda Jepang pada 11 Maret 2011, saya mendengar beberapa orang rohani berkata, “Bencana itu terjadi karena Jepang adalah negara yang tidak bertuhan. Karena 90% orang Jepang adalah atheis…”

Begitu menyedihkan.

Dan begitu kejam.

Orang rohani yang menyembah allah yang kejam menjadi kejam juga.

Kita selalu menjadi seperti allah yang kita sembah.

Contoh saya berikutnya bahkan lebih tragis.

Sebuah Kisah Yang Sangat Menyedihkan

Suatu hari, seorang pria sedang menulis sebuah surat yang sangat sulit kepada orang tuanya

Begitu sulitnya surat itu karena ia sudah tidak berhubungan dengan mereka selama dua belas tahun.

Terakhir kalinya mereka bicara adalah hari dimana ia memberitahu mereka bahwa ia telah memilih kehidupan homoseksual. Orang tuanya mengatakan padanya bahwa ia berdosa jika melakukan itu dan ia akan masuk Neraka. Mereka memintanya untuk berkemas dan jangan pernah kembali.

Hari itu, ia meninggalkan rumah dan menjalani hidup sesuai keinginannya sendiri.

Dua belas tahun kemudian, ia menulis sebuah surat rekonsiliasi kepada mereka. Ia memberitahu mereka bahwa ia mengidap AIDS. Ia mengatakan kalau hidupnya tinggal menghitung hari. Ia bertanya apakah mungkin mereka saling bertemu untuk terakhir kalinya sebelum ia meninggal.

Seminggu kemudian, pria itu menerima surat dari orang tuanya.

Dengan gembira, ia membuka amplop tersebut.

Dan keluarlah sepotong kecil sobekan kertas.

Itu adalah akte lahirnya.

Plus sebuah catatan singkat dari Ibu dan Ayah.

Tertulis, “Kami tidak mengenalmu. Kami tidak punya anak yang dibenci Tuhan. sejak hari dimana engkau berjalan keluar dari kehendak Allah, kami tidak lagi punya seorang putera.”

Anak muda itu menangis.

Beberapa hari kemudian, ia meninggal.

Inilah ironisnya kisah ini.

Tahukah Anda siapa yang menolongnya selama hari-harinya menjelang kematian?

Tetangganya. Rekan kerjanya. Teman-teman lamanya.

Orang-orang yang non Kristen.

Di mana orang-orang rohani? Sibuk menyalahkan. Sibuk melindungi diri mereka sendiri dari kecemaran.

Begitu berbeda dari kisah yang akan saya ceritakan berikutnya.

Sebuah Contoh Dari Kebaikan Besar

Celia (bukan nama sebenarnya) hamil di luar nikah. Dan pacarnya meninggalkannya.

Pada saat itu, Celia adalah jiwa yang terhilang. Ia jauh dari Tuhan. Sebenarnya ia tidak perduli apakah Tuhan itu ada atau tidak. Namun sesuatu di dalam dirinya mendorongnya untuk mencari Tuhan.

Ia tahu kalau ada sebuah persekutuan doa kecil ini dekat rumahnya. Tapi ia bertanya-tanya apakah ia akan menerimanya.

Di pintu masuk, seorang wanita yang sangat bersahabat menyambut dan menyapanya, “Selamat datang! Di mana suamimu?”

Celia mengeluh. Ia menguatkan dirinya untuk penolakan yang akan diterimanya. Ia berkata, “Saya tidak punya suami.”

Tapi penolakan itu tidak datang. Wanita itu memeluknya dan berkata, “Kami menyambutmu dan bayimu!”

Ia menuntunnya ke ruang pertemuan.

Hal pertama yang diperhatikan Celia adalah bahwa mereka semua wanita tua! “Oh tidak, ke mana saya telah menjerumuskan diri saya?” katanya pada diri sendiri.

Ia mengatakan pada pemimpin persekutuan, “Saya tidak percaya pada Tuhan.” Dan wanita itu menjawab, “Tidak apa-apa. Kami mengasihimu!”

Untuk beberapa alasan, ia tetap hadir dalam persekutuan doa itu. Kebaikan mereka yang mendorongnya untuk selalu datang kembali.

Dan selama pertemuan-pertemuan itu, ada seorang wanita tua yang selalu memanggil Celia untuk duduk di sampingnya. Ketika ia duduk, nenek itu akan menyelipkan sebuah kantong plastik kecil berisi koin ke tangannya. “Saya menyimpan ini untuk bayimu,” bisiknya.

Celia tersentuh. Wanita ini miskin. Tapi ia menabung untuknya.

Beberapa minggu kemudian, mereka mengadakan acara mengumpulkan kebutuhan bayi baginya.

Ketika akhirnya Celia melahirkan, itu adalah suatu pesta besar. Dan bayinya adalah bayi persekutuan doa. Dalam setiap persekutuan doa, para wanita tua itu akan bergiliran menggendong bayinya.

Beberapa tahun kemudian, Celia menjadi seorang pengkotbah.

Bagaimana sebuah jiwa yang terhilang, seorang yang tidak perduli akan keberadaan Tuhan, menjadi seorang pengkotbah?

Semua itu dimulai dalam sebuah persekutuan doa kecil yang beranggotakan para wanita tua yang menunjukkan kebaikan Tuhan kepadanya.

Mengapa “Feast” Menerima Siapa Saja

Setiap minggu, saya berkotbah dalam acara Feast, pertemuan utama dari Light of Jesus Family.

Dan di dalam Feast, kami menerima pendosa. Pelacur. Penzinah. Pecandu. Siapa saja!

Mengapa? Karena saya adalah seorang pecandu selama bertahun-tahun. Saya tidak dapat mengendalikan dorongan saya. Ya, dulu saya adalah seorang pendosa besar (sekarangpun masih). Tapi Tuhan begitu baik pada saya. Dia menerima saya. Dia mengampuni saya. Dia mengasihi saya.

Jadi bagaimana mungkin saya tidak menerima orang lain dengan kebaikan yang sama juga?

Acara Feast bukan untuk orang-orang kudus. Tapi untuk pendosa.

Acara Feast bukan untuk orang dalam. Tapi untuk orang luar.

Acara Feast bukan sebuah museum orang-orang sempurna. Acara Feast adalah sebuah rumah sakit bagi yang sakit dan yang lemah.

Karena Tuhan adalah Penyembuh kita!

Ketika Anda Menyadari Kelemahan Anda,

Anda Akan Lebih Menerima

Suatu hari, seorang pria memiliki beberapa anak anjing untuk dijual. Ia bahkan meletakkan sebuah tulisan besar di depan rumahnya, “Dijual Anak Anjing – 1juta saja.”

Suatu pagi, ketika pria itu keluar untuk mengambil koran, ia melihat seorang anak laki sedang memandang tulisan itu.

Ia bertanya, “Apa yang kamu inginkan?”

“Saya ingin membeli seekor anak anjing,” katanya. Kemudian ia menarik tangannya yang kecil dari sakunya dan membuka genggamannya.

Hanya ada beberapa koin.

Pria itu berkata, “Saya rasa kamu tidak punya cukup uang.”

Anak kecil itu berkata, “Apakah ini cukup untuk melihat anak-anak anjing itu saja?”

Pria itu berkata, “Tentu.”

Ia bersiul dan memanggil, “Sini Dolly!” Dan keluararlah Dolly dari kandang anjing. Dan di belakangnya ikutlah anak-anak anjingnya, seperti empat bola bulu, mengejar induk mereka.

Anak kecil itu menempelkan wajahnya ke pagar, matanya membesar, dipenuhi kegembiraan.

Dan saat itu juga ia melihat sesuatu masih bergerak di dalam kandang anjing.

Seekor anak anjing keluar, jauh lebih kecil, jauh lebih lambat.

Jalannya pincang ketika menghampiri induknya.

“Saya ingin yang itu,” kata anak laki-laki itu.

Pria itu berlutut di depan anak laki-laki itu dan berkata, “Anakku, kamu tidak ingin anjing itu. Ia lahir dengan sebuah kaki yang pendek. Ia tidak akan bisa lari bersamamu atau bermain bersamamu.”

Anak kecil itu mundur selangkah, berlutut, dan menggulung kaki dari celana jeans-nya.

Pria itu terkejut melihat sebuah penjepit baja di kaki anak laki-laki itu. Dimulai dari atas lututnya terus ke bawah dan terkait pada sepatunya yang dibuat khusus.

“Saya tidak bisa lari dengan baik, Pak,” kata anak laki-laki itu, “dan anjing itu membutuhkan seseorang yang mengerti keadaannya.”

Apa Ketimpangan Anda?

Saya mempunyai sebuah kabar bagi Anda: Semua kita seperti anak anjing itu. Karena semua kita memiliki ketimpangan. Kita hanya memiliki ketimpangan yang berbeda.

Apa ketimpangan Anda? Terimalah itu.

Jika Anda tidak menerimanya, Anda tidak akan mampu menerima ketimpangan orang lain. Anda akan selalu menghakimi, menyalahkan, memandang rendah, tersinggung oleh kelemahan orang lain.

Saya akan menjelaskan secara singkat dua kuaitas kebaikan yang lainnya.

2. Bersedia

Orang Samaria memiliki banyak hal untuk dilakukan.

Sebenarnya, Yesus dengan sengaja memasukkan potongan – dimana orang Samaria harus pergi ke tempat lain dan ia menyerahkan orang yang terluka itu kepada penjaga penginapan.

Untuk memberitahu kita bahwa orang Samaria itu sibuk.

Tapi meskipun begitu, ia keluar dari jalannya. Ia menyambut interupsi ini. Mengapa?

Untuk menunjukkan kebaikan.

Tuhan memanggil Anda untuk keluar dari jalan Anda, keluar dari jadwal Anda, menyambut interupsi ini, dan menunjukkan kebaikan kepada mereka yang Anda temui sepanjang perjalanan Anda.

Bagaimana?

Anda perlu keluar dari kawasan rohani Anda. Mulai membangun relasi dengan orang-orang yang tidak rohani.

Bangun Relasi Di Luar Gereja Anda

Santa Agustine mengatakan umat Kristiani seperti pupuk.

Mengapa?

Jika Anda menyebarkannya di tanah yang luas, hasilnya luar biasa. Ia akan menyuburkan tanaman. Tapi jika Anda menyimpannya di lumbung, terikat menjadi satu, itu akan berbau sangat tidak enak, atau yang paling jelek, meledak. Karena pupuk itu sangat mudah terbakar.

Itulah yang terjadi pada umat Kristiani yang tidak pernah menyambut orang-orang luar. Mereka menjadi sebuah kelompok yang bau. Dan mereka mulai saling bertengkar. Mereka mulai banyak mengkritik, memegang mikroskop di tangan mereka, menganalisa kesalahan-kesalahan kecil orang lain dan membesar-besarkannya.

Sambutlah orang-orang luar ke dalam persahabatan Anda.

Dan satu hal lagi…

3. Mengasihi

Yesus berkata, Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.

Apakah Anda mempunyai belas kasih terhadap mereka yang menderita di sekeliling Anda?

Jika ya, itu adalah karunia Tuhan yang besar dan istimewa.

Ada orang-orang yang hatinya tidak berperasaan.

Hari ini, ketika Anda berjalan di dunia, ada banyak orang yang terluka di sekeliling Anda. Saya ingin Anda membuka mata Anda dan melihat luka-luka mereka dan merasakan penderitaan mereka.

Suatu hari, seorang wanita berkata pada saya, “Tapi Bo, saya tidak ingin! Saya sendiri punya banyak masalah. Saya tidak ingin mengambil masalah orang lain!”

Ah, tapi ingatkah Anda apa yang Yesus katakan tentang orang Samaria? Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur.

Katakan pada saya. Apakah menurut Anda orang Samaria ini membawa kotak Pertolongan Pertama dalam bawaannya?

Saya rasa tidak. Inilah yang terjadi. Ia merobek pakaiannya sendiri untuk membalut orang itu.

Inilah yang saya sadari: Kebaikan itu ada harganya!

Kebaikan itu menyakitkan.

Ketika Anda berbaik hati kepada orang lain, Anda akan kehilangan sesuatu. Anda akan kehilangan waktu. Anda akan kehilangan uang. Anda akan kehilangan jadwal Anda. Anda akan kehilangan kenyamanan Anda. Anda akan kehilangan kesenangan Anda. Ya, Anda akan merobek pakaian Anda yang bagus untuk membalut luka-luka seseorang.

Apakah Anda siap untuk berbaik hati?

Dan ini adalah penghargaan terbesar Anda: Kerajaan Allah akan dikenal dari kebaikan Anda. Tuhan akan dikenal karena kebaikan Anda. Dan Tuhan akan dikenal karena cinta Anda.

Allah Yang Menakjubkan

Mari saya akhiri dengan sebuah cerita.

Sebuah versi modern dari kisah Orang Samaria Yang Baik Hati.

Suatu hari, seorang pria sedang melakukan perjalanan.

Dan hari mulai malam.

Tiba-tiba, karena tidak melihat ada sebuah lubang, ia terjatuh. Lubang itu begitu dalam sehingga ia tidak dapat keluar. Ia mulai berteriak minta tolong.

Seorang imam lewat dan melihat orang itu di dalam lubang. Ia berteriak padanya, “Jika Anda keluar dari lubang itu, saya akan mengajar Anda bagaimana agar tidak terjatuh ke dalam lubang itu lagi.” Dan ia berjalan pergi.

Setelah beberapa waktu, seorang pengkotbah lewat dan melihat orang itu di dalam lubang. Dan ia berteriak padanya, “Jika Anda mendengarkan saya, Anda tidak akan jatuh ke dalam lubang itu.” Dan ia berjalan pergi.

Setelah beberapa lama, seorang pastor lewat dan melihat orang itu di dalam lubang. Dan ia berkata, “Jika Anda dapat menjangkau tangan saya, saya akan menarik Anda keluar dari lubang itu.” Ia berlutut dan menyorongkan tangannya, tapi orang di dalam lubang tidak dapat menjangkau tangannya. Dan ia pun pergi.

Dan ketika Yesus lewat. Tanpa sepatah kata, ia melompat masuk ke dalam lubang, dan mendorong orang itu keluar.

Itulah yang dilakukan Yesus di atas kayu salib.

Ia menggantikan tempat kita.

Layani Mereka

Di dalam kisah Orang Samaria yang baik hati, orang yang terluka tidak membutuhkan seseorang yang berkotbah tentang Tuhan kepadanya, atau seseorang yang berdebat tentang doktrin yang benar dengannya, atau seseorang yang mengajarnya apa yang benar atau salah secara moral.

Tetapi, ia membutuhkan seseorang untuk membersihkan luka-lukanya (yak!), membawanya ke penginapan (wuuu!), dan membayar untuk makanan dan penginapannya (oh tidak!).

Ia tidak membutuhkan seorang imam atau pengkotbah.

Ia membutuhkan seorang yang baik hati.

Ia membutuhkan seorang pelayan.

Dan itulah yang dicari oleh dunia yang terluka.

Alkitab mengatakan, Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihiNya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. (Kolose 3:12)

Apakah Anda dikenal karena belas kasihan Anda?

Kemurahan?

Kerendahan hati?

Kelemahlembutan?

Kesabaran?

Saya percaya itu akan menjadi satu cara agar dunia yang terluka mengenal Yesus yang sesungguhnya.

Semoga impian Anda menjadi kenyataan,

Bo Sanchez



--
in Christ,
Jessica
my blog: http://jessicajp.multiply.com
*)सुम्बेर :"Milis Bo Sanchez" dari Grup Google

No comments:

Post a Comment