Download GRATIS PDF dan 3 Video Kaya dari Properti TANPA MODAL

Monday, October 10, 2011

JANGAN MENIPU DIRI SENDIRI DARI HADIAH PERPULUHAN

Shalom,

Sangat sedikit, atau kalau boleh lebih jujur...tidak ada pengajaran
yang pernah kita dengar dalam Gereja Katolik mengenai "Perpuluhan".
Kata yang seringkali mungkin kita identikkan dengan saudara-saudari
seiman kita yang non Katolik.

Saya yakin kita semua tidak ragu dengan kekatolikan seorang Bo
Sanchez. Karena itu, saya juga yakin tulisannya kali ini akan
membukakan mata kita...sebagai umat Katolik...untuk lebih mengerti
tentang topik yang satu ini. Dan tentunya, kita tidak diharapkan
hanya berhenti pada "mengerti" saja...tapi kita diharapkan, didorong,
disemangati...dipaksa (kalau perlu) untuk mempraktekkannya dalam hidup
kita.

Seperti yang pernah Bo katakan, banyak dari kita yang takut untuk
memberi, karena kita berpikir ketika kita memberi kita akan
kekurangan. Tapi justru di sinilah kuncinya. Semakin banyak kita
diberi, semakin banyak kita akan menerima. (Ingat Hukum Tabur Tuai
yang dijelaskan dengan sangat baik dalam bukunya "8 Secrets of the
Truly Rich".)

Bagi saya pribadi, tulisan Bo kali ini juga menjawab beberapa
pertanyaan yang selama ini tersimpan dalam benak saya...seperti: ke
mana saya harus memberi perpuluhan, apakah pemberian saya kepada orang
miskin bisa diperhitungkan sebagai perpuluhan, dsb...dsb...

Untuk lebih jelasnya, silahkan baca terjemahan tulisannya di bawah
ini...

God bless.

in Christ,
Jessica

-------------

JANGAN MENIPU DIRI SENDIRI
DARI HADIAH PERPULUHAN


Saya ingin membuat sebuah pengakuan.

Ketika saya masih anak-anak, saya tidak suka mandi.

Itu adalah cara saya yang unik untuk mengatasi kekurangan air di
dunia. Saya merasa mandi itu sangat tidak perlu – suatu riasan yang
diterapkan oleh orang jaman sekarang.

Ketika saya belajar sejarah, dugaan saya benar.

Contohnya, para rahib di jaman pertengahan merasa mandi itu tidak
berguna. Santo Fransiskus dari Asisi percaya bahwa menjadi kotor
merupakan tanda orang suci. Bahkan Santo Benediktus menganjurkan
kepada mereka yang muda dan kuat untuk jarang mandi. Dikatakan bahwa
Santa Catherine dari Siena menghindari mencuci. Dan Santa Agnes, yang
meninggal di usia 13, tidak pernah mandi.

Ratu Isabella dari Spanyol dengan bangga mengatakan bahwa dia hanya
mandi sebanyak dua kali seumur hidupnya.

Dan Ratu Elizabeth dari Inggris terlihat sebagai seorang wanita yang
sangat sia-sia pada jamannya. Mengapa? Karena ia mandi sekali
sebulan.

Saya berargumen kalau saya bahkan lebih percuma. Saya rela mandi
sekali seminggu.

Tapi Ibu mengatakan pada saya, “Mandi setiap hari atau awas!”

Jadi saya harus mandi.

“Ibu sangat kejam,” kata saya pada diri sendiri. “Saya sedang
menikmati film kartun favorit saya, dan pas ketika 5 pesawat luar
angkasa baru akan menyatu dan berubah menjadi sebuah robot raksasa dan
menghancurkan musuh dengan pedangnya – ia memanggil saya untuk mandi!”

Di rumah Sanchez, ada sebuah aturan saya harus mandi – atau kalau
tidak… Konsekuensi dari melanggar aturan itu sangat mematikan: Kelima
kakak perempuan saya akan mengejar saya dengan seember air, sabun dan
busa (untuk menggosok dakit).


DARI ATURAN KE CINTA

Puji Tuhan, saya keluar dari tahap itu dalam hidup saya.

Dalam sekejap mata, hal itu terjadi begitu saja. Secara tiba-tiba,
saya suka mandi setiap hari.

Mengapa saya berubah?

Karena saya menyukai teman sekelas yang cantik bernama Mercedes, yang
memiliki lesung pipit dan wanginya seperti coklat kacang.

Mandi bukan lagi sebuah Aturan bagi saya.

Itu adalah sebuah Cinta.

Tentu saja, tak peduli apapun yang saya lakukan, Nona Coklat Kacang
tidak pernah melihat lagi pada saya. Karena saya begitu jelek saat
itu. (Memang, masa lalu Anda tidak menentukan masa depan Anda.)

Tetap saja, lesung pipitnya memberi saya alasan baik untuk mandi
setiap hari.

Sekarang saya akan berikan pesan utama saya…


PERPULUHAN ADALAH SEBUAH HUKUM PERJANJIAN LAMA

Saya seorang Katolik. (Saya mencintai Gereja kita – noda, dosa, dan
cacat. Itu semakin membuat saya yakin akan belas kasih Tuhan.)

Selama bertahun-tahun sebagai seorang Katolik, saya belum pernah
mendengar pengajaran tentang Perpuluhan. Inilah sebabnya: Karena
Teologi Katolik mengatakan kita tidak terikat oleh Hukum Perpuluhan
dalam Perjanjian Lama, tapi oleh Hukum Kemurahan Hati dalam Perjanjian
Baru.

Saya setuju. Tapi kita juga gagal dalam kemurahan hati!

Umat Katolik terkenal sebagai pemberi persembahan yang paling berisik
di dunia. “Klang, kleng, kling, klong, klung…” Karena setiap orang
memberi koin.

Seorang pria berkata, “Umat Katolik bukan Pemberi Perpuluhan, tapi
mereka Pemberi Tip.”

Banyak umat Katolik yang bahkan tidak tahu apa itu Perpuluhan.

Karena itu, kita kehilangan banyak berkat dari Perpuluhan.


KEGAGALAN DALAM PENGAJARAN

Ini adalah pendapat pribadi saya tentang hal ini: Saya setuju dalam
Teologi Katolik bahwa Perpuluhan bukan lagi sebuah Hukum. Tapi dari
sudut pandang “Pelaksanaan”, kita telah gagal total dalam mengajarkan
kemurahan hati.

Saya adalah seorang komunikator. Saya telah menjadi seorang
komunikator selama kurang lebih 30 tahun. Dan inilah aturan dalam
komunikasi: Selalu spesifik, jangan pernah tidak jelas. Saya telah
belajar akan hal itu setiap kali saya mengajar orang lain sesuatu yang
tidak jelas, mereka akan sulit melakukannya.

Ya, kita telah mengajar umat Katolik untuk bermurah hati. Tapi apa
arti “murah hati”? Pilihannya tidak terhitung. Dan semakin banyak
pilihan yang Anda berikan, semakin orang menjadi bingung. Dan semakin
orang menjadi bingung, semakin tidak terjadi tindakan apapun.

Apa arti murah hati?

Apakah murah hati berarti bahwa umat Katolik mengeluarkan (paling
tidak) selembar cek? Seorang teman mengatakan pada saya bahwa sebelum
dia bergabung dengan Feast (pertemuan mingguan kami), ia merasa sangat
bangga ia memberi lima ribu setiap hari Minggu, sekalipun dia
berpenghasilan dua juta sebulan.

Apakah murah hati berarti bahwa umat Katolik memberi sampai merasa
sakit? Sampai terasa menyakitkan? Saya tahu seorang milyuner yang
merasa sakit ketika ia tidak bisa menemukan lembaran lima ribu di
dompetnya, ia “terpaksa” memberi sepuluh ribu.

Ini yang ingin saya sampaikan: Sekalipun jika Perpuluhan bukan lagi
sebuah Hukum, kita perlu mengajarkan Perpuluhan sebagai Cinta. Hukum
adalah tentang ketakutan. Cinta adalah tentang keinginan. Karena hal
itu akan memberkati hidup mereka secara berlimpah!

Daripada memberi tapi dengan instruksi tidak jelas seperti…

“Berilah yang bisa Anda beri dengan gembira”

“Berilah sebagaimana Anda dibisikkan oleh Roh Kudus…”

“Berilah sesuai keinginan hati Anda…”

Mengapa tidak mengajarkan: “Berilah 10% atau lebih dari penghasilan
Anda.”

Titik.

Saya kuatir. Umat Katolik tidak menerima berkat dari Perpuluhan
karena kita tidak mengajarkannya.


PENGALAMAN PRIBADI SAYA

Inilah yang ingin saya sampaikan: Saya melihat Perpuluhan sebagai cara
yang paling praktis untuk mengajarkan kemurahan hati kepada orang-
orang.

Saya telah memberi Perpuluhan selama lebih dari 30 tahun dalam hidup
saya.

Saya memulainya ketika berumur 12. Mengapa? Pemimpin persekutuan doa
saya mengajarkan saya bagaimana melakukan perpuluhan. Jadi sebagai
seorang anak berumur 12 tahun, saya memberikan 10% dari uang jajan
harian saya kepada Tuhan.

Dan sejak itu saya tidak pernah berhenti memberikan Perpuluhan.

Saya memberi Perpuluhan bukan karena itu sebuah Hukum.

Saya memberi Perpuluhan karena itu adalah Cinta.

Saya senang memberikan perpuluhan! Hal itu memberikan sukacita besar
bagi saya.

Saya tidak bisa hidup tanpa memberikan Perpuluhan.

Karena saya melihat Perpuluhan sangat memberkati hidup saya.


JANGAN MENGUTUK DIRI SENDIRI

Ayat paling populer dalam Alkitab tentang Perpuluhan ditemukan dalam
Maleakhi 3:8-9. Ya, itu adalah Hukum Perpuluhan dalam Perjanjian
Lama. Tapi Anda bisa mengambil prinsip umum yang sangat berkuasa yang
dapat Anda praktekkan sekarang.

Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu
berkata: “Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?” Mengenai
persembahan persepuluhan dan persembahan khusus! Kamu telah kena
kutuk, tetapi kamu masih menipu Aku, ya kamu seluruh bangsa!

Ayat ini mengatakan bahwa ketika Anda tidak melakukan perpuluhan, Anda
menipu Tuhan. Katakan pada saya: Bisakah Anda benar-benar menipu
Tuhan?

Tidak juga. Saya jamin, kamera CCTV Tuhan dan alarm anti pencurinya
jauh lebih baik dari milik kita.

Inilah kebenaran umum: Ketika Anda tidak memberi, Anda betul-betul
menipu diri sendiri. Anda menipu diri sendiri dari berkat luar biasa
yang seharusnya Anda terima karena memberi.

Dan percayalah, Tuhan tidak mengutuk kita ketika kita tidak memberi.
(Ini adalah bahasa Alkitab purba.) Inilah kebenarannya: Ketika kita
tidak memberi, kita mengutuk diri sendiri. Kita mengutuk diri sendiri
dengan kutukan kehilangan berkat.

Saya akan berbagi dengan Anda tentang 5 berkat luar biasa dari
Perpuluhan…


5 BERKAT DARI MEMBERI PERPULUHAN

• Kebiasaan
• Kebahagiaan
• Kekudusan
• Rasa Lapar
• Tuaian


1. Kebiasaan

Inilah bedanya memberi dan perpuluhan.

Memberi mungkin sesuatu yang Anda lakukan sesekali.

Tapi Perpuluhan adalah sesuatu yang Anda lakukan secara rutin.

Karena Perpuluhan berarti bahwa setiap kali Anda mendapatkan
penghasilan, Anda memberi 10% atau lebih kepada Tuhan.

Ijinkan saya menanyakan pada Anda sebuah pertanyaan besar: Apakah Anda
ingin ganjaran Anda datang sesekali atau secara rutin?

Anda putuskan.


2. Kebahagiaan

Berikut adalah sebuah latihan kecil.

Sebutkan 5 orang yang paling bahagia yang Anda tahu dalam hidup Anda.

Bayangkan wajah mereka. Selesai?

Saya bertaruh: Mereka semua adalah Pemberi.

Karena orang-orang yang memberi adalah orang yang bahagia.

Sungguh menyenangkan rasanya ketika memberi!

Ketika Anda memberi perpuluhan, Anda merasakan kebahagiaan itu secara
rutin karena Anda memberi secara rutin. Seperti yang Alkitab katakan
dalam Kitab Maleakhi di atas, Maka segala bangsa akan menyebut kamu
berbahagia…


3. Kekudusan

Keserakahan akan menghancurkan Anda dengan materialisme.

Tapi kemurahan hati akan melepaskan Anda dari materialisme.

Dengan memberi Perpuluhan, Anda mendapatkan kebebasan.

Dengan memberi Perpuluhan, Anda mendapatkan kasih yang lebih besar
untuk Tuhan.

Dalam Bahasa Yunani, kata “Kekudusan” adalah “Hagios”; yang berarti
“memisahkan diri Anda untuk Tuhan”. Memberi Perpuluhan adalah persis
bahwa – memisahkan sejumlah tertentu untuk Tuhan.

Ketika saya masih kecil, ayah saya menggunakan sebuah sendok perak,
kuno, besar. Tak seorangpun boleh menggunakan sendok itu. Itu adalah
kudus baginya dan hanya dia.

Sendok itu begitu besar, dan hanya pas di mulut ayah. Yang lebih
penting, sendok itu terbuat dari perak. Yang lainnya menggunakan
sendok stainless steel yang murah. Ia layak mendapatkan yang terbaik.

Memberi Perpuluhan persis seperti itu.

Perpuluhan kita adalah suci. Perpuluhan kita adalah kudus. Mereka
dipisahkan untuk Tuhan. Tak seorangpun boleh menyentuhnya. Dan kita
selalu mempersembahkan yang terbaik untuk Tuhan.


4. Rasa Lapar

Bagaimana rasa lapar bisa menjadi sebuah berkat?

Percayalah, seseorang tanpa rasa lapar adalah seorang yang mengerikan
yang menjalani hidup tanpa arti.

Ya, rasa lapar adalah sebuah berkat besar!

Ketika Anda memberi perpuluhan, Anda mengaduk rasa lapar dalam diri
Anda.

Minggu lalu, seseorang bertanya pada saya, “Bo, Anda seorang pengusaha
dan misionaris. Jika Anda hanya seorang pengusaha, Anda mungkin lebih
kaya sepuluh kali lipat!”

Jawabannya begitu jelas. Tidak! Jika saya bukan seorang misionaris,
saya akan sepuluh kali lipat lebih miskin. Karena jika saya bukan
seorang misionaris, saya tidak akan memiliki rasa lapar yang besar
seperti yang saya miliki sekarang.

Ini tebakan saya: Setelah keberhasilan usaha saya, saya akan merasa
puas. Saya akan mengatakan pada diri sendiri, “Mengapa harus
mempunyai penghasilan lebih? Mengapa bekerja lebih keras?” Tidak ada
tujuannya.

Tapi karena target saya adalah mencari uang untuk pelayanan saya, rasa
lapar ini mendorong saya untuk mendapatkan penghasilan yang lebih.

Saya betul-betul kaya sekarang karena saya memberi perpuluhan – dan
memberi lebih dari perpuluhan saya.

Dan saya mempunyai begitu banyak mimpi untuk pekerjaan Tuhan. Mimpi-
mimpi ini membakar rasa lapar saya.

Saya telah bertemu orang-orang yang sudah berpenghasilan besar dan
sudah kehilangan gairah mereka untuk hidup. Karena mereka sudah
kehilangan rasa lapar mereka. Mimpi mereka sudah terpenuhi dan mereka
tidak mempunyai mimpi yang baru.

Tapi itu karena mereka hanya memikirkan diri mereka sendiri.

Dua minggu lalu, saya mengatakan pada para pendengar saya, “Saya
mendapat kabar buruk, kabar baik, dan kabar buruk. Kabar buruk:
Akuntan saya mengatakan dibutuhkan sangat banyak uang untuk menjadikan
mimpi kami untuk membangun 1000 Feast menjadi kenyataan. Kabar baik:
Sekarang kami mempunyai uang yang dibutuhkan untuk membangun 1000
Feast. Puji Tuhan! Dan akhirnya, inilah Kabar Buruknya: Semua uang
itu masih di dalam saku Anda.”

Saya percaya bahwa jika umat Katolik mulai memberi perpuluhan, kita
akan mempunyai uang untuk melakukan pekerjaan Tuhan.


5. Tuaian

Beberapa orang mengatakan pada saya, “Saya mengalami sedikit kesulitan
saat ini. Jika penghasilan saya bertambah, saat itulah saya akan
memberikan perpuluhan.”

Ini adalah cara berpikir kekurangan. Dan seorang yang memiliki cara
berpikir kekurangan tidak dapat memberi perpuluhan.

Memberi perpuluhan itu seperti menanam benih. Anda tidak menunggu
waktu yang baik sebelum Anda menanam benih. Anda menabur di masa
kelaparan. Karena itulah satu-satunya cara untuk memutuskan rantai
kemiskinan.

Memberi perpuluhan adalah pernyataan kelimpahan. Anda percaya bahwa
berkat Tuhan akan mengalir kembali kepada Anda.

Maleakhi mengatakan…
Ujilah Aku… apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit
dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.

Ijinkan saya sekarang menjawab dua pertanyaan yang sangat umum yang
saya terima.


1. “KE MANA SAYA MEMBERI PERPULUHAN SAYA?"

Banyak orang bertanya pada saya, “Bo, saya membantu kerabat saya yang
miskin. Dapatkah saya memperhitungkan itu sebagai Perpuluhan?”

Saya akan berbicara sebagai seorang Katolik. Karena bagi kita
Perpuluhan bukanlah sebuah Hukum tapi sebuah Kasih, maka betul-betul
tidak aturan hitam putih tentang hal ini.

Tapi saya akan berikan sebuah pengarahan. Maleakhi mengatakan
“bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah
perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumahKu”. Itu
berarti prioritas pertama Anda adalah mendukung keluarga rohani yang
memelihara Anda dalam pertumbuhan rohani Anda. Mendukung pekerjaan
Tuhan dengan membagikan kasihNya kepada dunia.

Saya tidak dapat membebani Anda untuk melakukan seperti saya, tapi
inilah yang saya lakukan: Saya memberi Perpuluhan saya kepada
pekerjaan Tuhan dan saya memberi Derma saya kepada orang miskin. Saya
menyisihkan sebuah jumlah terpisah dari pekerjaan amal saya. Saya
mampu melakukan hal itu karena cara Tuhan telah memberkati saya.

Saya ulangi: Tidak ada aturan hitam putih. Pada akhirnya, Anda harus
memutuskan ke mana untuk memberikan Perpuluhan Anda.

Tiga pembantu rumah saya, seperti kebanyakan pembantu rumah, mengirim
sebagian besar gaji mereka kepada keluarga. Tapi di samping itu, saya
tetap mendorong mereka untuk memberi perpuluhan kepada pekerjaan
Tuhan.

Memberi kepada kerabat yang miskin merupakan hal luar biasa dan saya
mendorong mereka untuk tetap melakukan hal itu. Tapi ketika mereka
juga memberi kepada pekerjaan Tuhan – itu meregangkan pikiran mereka.
Suatu perubahan terjadi dalam diri mereka. Mereka mulai membuang cara
pikir kekurangan dan mengambil cara pikir kelimpahan.


2. “APAKAH SAYA HARUS MEMBEI PERPULUHAN BERDASARKAN PENDAPATAN BERSIH
ATAU KOTOR?"

Ke manapun saya pergi, orang-orang mengajukan pertanyaan ini.

Dan ini adalah sebuah pertanyaan yang sangat sah.

Jika Bill berpenghasilan 10 juta sebulan, dan pajaknya 30% -
sebenarnya ia hanya membawa pulang 7 juta. Jika Perpuluhan adalah
10%, apakah Bill harus memberi kepada Tuhan sebesar 1 juta atau 700
ribu?

Saya menjawabnya begini: Bagaimana Anda ingin diberkati? Apakah Anda
ingin diberkati berdasarkan penghasilan bersih atau kotor?

Kembali, karena Perpuluhan bukanlah sebuah Hukum tapi Cinta, hal ini
betul-betul terserah Anda.

Dan pertanyaan ini menjadi tidak perlu ketika Anda menantang diri Anda
untuk meningkatkan perpuluhan Anda sebagaimana Tuhan memberkati Anda.

Rick Warren, penulis Purpose Driven Life, memberi perpuluhan
sebaliknya. Karena royaltinya yang besar dari bukunya yang laris,
sekarang ia mampu memberi 90% dari penghasilannya dan hanya menyimpan
yang 10%.


HADIAH TERAKHIR

Saya akan akhiri dengan dua cerita.

Cerita pertama adalah tentang seorang pria yang meninggal dan pergi ke
Surga.

Dia bertemu Santo Petrus di Gerbang Surga yang mengatakan, “Selamat
datang!” Dan Santo Petrus mengajak pria itu berjalan di sepanjang
jalan emas. Ketika mereka berjalan bersama, ia melihat rumah-rumah
yang sangat luas yang letaknya saling bersebelahan. Hingga mereka
tiba di ujung jalan dimana mereka berhenti di depan sebuah pondok
bambu yang sangat kecil. “Ini rumahmu,” kata Santo Petrus.

Pria itu kecewa. Ia bertanya pada Santo Petrus, “Mengapa saya
mendapat sebuah pondok bambu?”

Santo Petrus menjawab, “Saya melakukan yang terbaik dengan uang yang
Anda kirimkan kepada kami.”

Pesan yang ingin disampaikan?

Apapun yang Anda beri merupakan sebuah investasi kekal.

Satu-satunya cara untuk memelihara kekayaan Anda adalah dengan
memberi.

Berilah dan Anda akan melihatnya lagi di Kerajaan Surga.


PENGALAMAN PRIBADI SAYA

Cerita terakhir saya adalah tentang pengalaman saya dalam memberi
Perpuluhan.

Dulu, saya miskin.

Dua puluh tahun lalu, saya begitu miskin, hingga ada hari-hari dimana
saya tidak punya cukup uang untuk menggunting rambut. Ada hari-hari
dimana saya tidak punya uang untuk makan. Ada hari-hari dimana saya
bahkan tidak punya cukup uang untuk naik bis untuk pergi berkotbah di
sebuah persekutuan doa.

Tapi dalam kemiskinan saya, saya tetap memberi Perpuluhan dari
berapapun yang saya terima.

Sekarang, Tuhan telah memberkati saya dengan beberapa bisnis kecil.
Setelah banyak kegagalan, sekarang saya seorang pengusaha sukses.

Bulan lalu, saya mendonasikan 200 juta untuk pelayanan. (Saya tidak
suka menceritakan itu kepada Anda karena saya tahu saya kehilangan
poin di Surga. Saya menceritakannya bukan untuk menyombongkan diri.
Saya menceritakannya untuk menekankan suatu maksud yang sangat
penting.)

Hal itu adalah sebuah mimpi yang menjadi kenyataan bagi saya. Selama
bertahun-tahun, saya bermimpi untuk menulis sebuah cek senilai 200
juta.

Bulan lalu, hal itu terjadi.

Saya percaya dalam Perpuluhan.

Jika Anda tidak percaya pada saya, coba saja.

Dengan kata lain, cobalah, dan lihat apa yang terjadi.

Tuhan berkata, Ujilah Aku…apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-
tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan…


Semoga impian Anda menjadi kenyataan,

Bo Sanchez

(Diterjemahkan oleh: Jessica Jeanne Pangestu)
*) Sumber Millis Bo Sanchez

No comments:

Post a Comment